Ntvnews.id, Jakarta - Pada Senin, 17 Juni lalu, nilai tukar rupiah sempat anjlok hingga menyentuh angka Rp16.412 per dolar Amerika. Mata uang Garuda tersebut melemah sekitar 142 poin atau minus 0,87 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara pada Rabu, 19 Juni, nilai tukar rupiah kembali menguat ke posisi Rp16.405 per dolar AS setelah libur panjang. Menurut data dari Bloomberg, rupiah dibuka naik 0,0,4% atau 7 poin ke posisi Rp16.405 per dolar Amerika. Nah, berikut fakta soal anjloknya rupiah tersebut.
1. Mendekati Era Krismon 1998
Ilustrasi mata uang Dolar AS/ist
Beberapa waktu lalu, seorang ekonom dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat memprediksikan bahwa nilai tukar (kurs) rupiah ini bakal terus melemah. Ia bahkan mengamati bahwa rupiah akan melemah sampai Rp17.000 per dolar AS.
Saat ini, gejala tersebut menuju ke sana lantaran nilai tukar rupiah terhadap mata yang dari negeri Paman Sam itu semakin babak belur. Bahkan, mendekati angka terburuk saat krisis moneter (krismon) tahun 1998 senilai Rp16.800/US$.
2. DPR: Jangan Bilang Kita Baik-baik Saja!
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah meminta kepada pemerintah untuk mengadakan antisipasi imbas semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Melihat posisi rupiah semakin minus dibandingkan tahun lalu, Said mengingatkan pemerintah.
“Saya benar benar mengharapkan pemangku kebijakan untuk tidak membuat komunikasi publik, bahwa kita sedang baik-baik saja,” kata Said dalam keterangan resminya yang dilansir pada Rabu, 19 Juni 2024.
3. Bank Jual Dolar AS hingga Rp16.575
Mata uang Dolar AS/ist
Seiring dengan pelemahan rupiah tentunya sejalan dengan transaksi valuta asing (valas) di beberapa bank. Mayoritas dari mereka menjual mata uang dolar AS di atas Rp16.400. Seperti Bank BRI menjual 1 dolar AS seharga Rp16.473 pada Selasa kemarin.
Sementara itu, Bank Mandiri menual harga 1 dolar AS senilai Rp16.400 dan harga beli dolar AS Rp16.050. Bank BNI menjual 1 dolar AS Rp16.491 dan harga beli Rp16.341 untuk special rate. Sedangkan transaksi TT Counter 1 dolar AS dijual Rp16.490 dan harga beli Rp16.240.
Rakyat Makin Menderita
Ambruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini berpotensi memberikan dampak buruk terhadap keuangan masyarakat Indonesia hingga pemerintah. Harga US$1 sudah lebih dari Rp16.400 sehingga membuat masyarakat semakin was-was.
Adapun efeknya terhadap masyarakat umum dengan semakin lemahnya nilai tukar rupiah tersebut berpotensi menyebabkan harga barang-barang impor di dalam negeri ikut naik. Ini yang nantinya akan menyebabkan fenomena imported inflation.
Cari Kerja Makin Sulit
Mata uang Dolar AS/ist
Pengusaha membeberkan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah menyentuh lebih dari Rp16.400. Hal ini tentu saja akan berdampak pada penurunan potensi sektor usaha untuk membuka lapangan pekerjaan dan mereka tidak kondusif dengan cost of doing business.