Ntvnews.id, Jakarta - Raksasa industri tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex menanggapi soal kabar perseroan terlilit utang dan terancam bangkrut.
Direktur Keuangan Sritex Welly Salam menegaskan bahwa perusahaan masih beroperasi dan tidak ada putusan pailit dari pengadilan.
"Tidak benar, karena perseroan masih beroperasi dan tidak ada putusan pailit dalam dari pengadilan," ucap Welly dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/6/2024).
Lanjut kata Welly, perseroan telah memohon relaksasi kepada kreditur dan mayoritas sudah memberikan persetujuan atas relaksasi tersebut.
Dia menjelaskan, penyebab penurunan pendapatan secara drastis akibat Covid-19 dan persaingan ketat di industri tekstil global.
"Kondisi geopolitik perang di Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina menyebabkan terjadinya gangguan supply chain dan juga penurunan ekspor karena terjadi pergeseran prioritas oleh masyarakat kawasan Eropa maupun Amerika Serikat," ucapnya.
Selain itu, terjadinya over supply tekstil dari China menyebabkan terjadinya dumping harga yang mana produk-produk ini menyasar terutama ke negara-negara di luar Eropa dan China yang longgar aturan impornya, salah satunya Indonesia.
"Situasi geopolitik dan gempuran produk China masih terus berlangsung sehingga penjualan belum pulih," ucapnya.
Kendati demikian, Welly menyebut perseoran tetap beroperasi dengan menjaga keberlangsungan usaha serta operasional dengan menggunakan kas internal maupun dukungan sponsor.