Harga MinyakKita Sudah Naik di Pasar, Padahal Belum Ada Putusan Resmi dari Pemerintah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Jul 2024, 17:43
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Ilustrasi minyak goreng subsidi MinyakKita/tangkapan layar NTV Ilustrasi minyak goreng subsidi MinyakKita/tangkapan layar NTV

Ntvnews.id, Jakarta - Harga Minyak goreng subsidi MinyakKita melonjak melebihi harga eceran tertinggi atau (HET) yang ditentukan pemerintah sebesar Rp14.000.

Lonjakan minyak goreng MinyakKita terjadi di sejumlah pasar di berbagai tempat. Salah satunya di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.

Diketahui, Kementerian Perdagangan memang menyatakan bahwa harga MinyakKita akan naik menjadi Rp15.700 per liter dari sebelumnya Rp14.000 per liter

Sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memang mengusulkan untuk HET MinyakKita sebaiknya menjadi 15.500 per liter.

Di sisi lain Tim Kajian menghasilkan perhitungan bahwa seharusnya HET MinyakKita adalah Rp16.000 per liternya.

Maka dari itu dicari titik tengahnya dari pemerintah dan juga Tim Kajian di mana HET MinyakKita berpotensi naik menjadi Rp15.700 per liternya.

Tapi kebijakan ini memang belum diimplementasikan oleh Kementerian Perdagangan di pasar-pasar karena masih menunggu proses harmonisasi dari Kementerian Hukum dan HAM.

Namun pada kenyataan di pasar Kramat Jati Jakarta Timur, MinyakKita sudah dijual seharga Rp16.000 per liter. Dengan harga jual yang dibeli dari penjual kepada pemerintah ini adalah rp.14.803 per liter.

Meski hanya sedikit gerai yang menjual MinyakKita namun hal itu bukan berarti terjadi kelangkaan. Tetapi kebanyakan gerai memilih tidak menjual MinyakKita karena minyak goreng subsidi tersebut dijual dengan harga tinggi oleh pemerintah yaitu lebih dari Rp14.000..

Kondisi tersebut dikeluhkan oleh penjual dan pedagang. Tak sedikit para pembeli yang keberatan dan memprotes tingginya harga jual MinyakKita.

Pembeli mempertanyakan mengapa harga jual MinyakKita Rp16.000 per liter sedangkan HET-nya masih Rp14.000 per liter.

Selain MinyakKita, hasil pantauan di pasar Kramat Jati harga minyak curah ini mengalami kenaikan. Dari sebelumnya Rp16.200 per per kilonya menjadi Rp19.000 per kilogram.

Tentu saja ini menimbulkan keresahan bagi pedagang dan juga pembeli di mana pembeli ini merupakan kebanyakan adalah pengusaha warung makan yang sangat berkaitan atau membutuhkan bahan-bahan pokok seperti minyak telur dan juga cabai.

"Kita juga mempertanyakan. Masalahnya di labelnya harganya masih Rp14.000. Sedangkan dari sananya pengambilannya sudah Rp178 ribu. Berarti hampir Rp15.000 per liter," beber Ningsih pedagang sembako di pasar Kramat Jati, seperti diberitakan NusantaraTV dalam program NTV Today, Senin (15/7/2024).

"Akhirnya saya jualnya kan sekitar Rp16.000 kalau ketengan. Karena pakai kantong kresek. Itu dimasukan juga dalam hitungan harga jual," lanjutnya.

"Kalau kelangkaan engga ada," imbuhnya.

Ningsih mengatakan yang menjadi masalah karena tidak sesuai banderol.

"Banyak pembeli yang protes karena tidak sesuai," ungkapnya.

Keluhan senada juga dilontarkan Ani seorang pedagang nasi di pasar Kramat Jati.

"Sangat keberatan sekali Mbak. Soalnya kan kita jual begini engga bisa bisa naik kayak harga minyak kan otomatis orang pada beli. Kalau ini agak kemahalan dikit pada protes. Ini kenapa mahal? Kita yang ngomong minyaknya mahal sekarang. Bahan-bahan sembakonya mahal," tutur Ani.

Selain MinyakKita dan minyak curah sejumlah bahan pokok juga terpantau mengalami kenaikan. Antara lain, telur, beras dan Bulog.

Telur yang sebelumnya seharga Rp27.000 per kgnya menjadi Rp28.000 per kg. Kemudian beras yang tadinya seharga Rp11.000 per liter menjadi Rp12.000 perliter serta Bulog yang tadinya satu kemasan atau berisi per 5 5 kg ini seharga Rp58.000 menjadi Rp62.500 per 5kg.

Untuk produk Bulog kini tak semua perdagang bisa mendapatkannya. Di pasar Kramat Jati hanya beberapa gerai saja yang memiliki Bulog. Hal ini dikarenakan hanya pedagang-pedagang tertentu yang bisa mendapatkan Bulog. Yang memang sudah tertera namanya di Bulog.

x|close