Indonesia Jajaki Kerja Sama dengan AS, Mulai dari Sektor Pertanian Hingga Semikonduktor

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Jul 2024, 08:11
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Under Secretary for Economic Growth US Department of States Jose Fernandez Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Under Secretary for Economic Growth US Department of States Jose Fernandez

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Under Secretary for Economic Growth US Department of States Jose Fernandez di Kantor Kemenko Perekonomian.

Pertemuan bilateral membahas kolaborasi dan dukungan Amerika Serikat (AS) di beberapa sektor antara lain ekosistem semikonduktor, Energi Baru dan Terbarukan (EBT), pertanian, dan potensi kerja sama lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Under Secretary Fernandez menyampaikan keinginan untuk kerja sama dalam bidang bioteknologi pertanian.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia terbuka untuk kerja sama Bioteknologi dengan AS seperti pada komoditas padi, jagung, dan tebu.

Kerja sama tersebut salah satunya juga telah dilakukan melalui research pada bidang bioteknologi antara Universitas di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Universitas di AS.

"Pemerintah telah bekerja sama dengan sejumlah universitas untuk mengembangkan laboratorium pada beberapa komoditas seperti beras, jagung, dan tebu serta penggunaan bio-etanol untuk bahan bakar ramah lingkungan," ungkap Menko Airlangga dalam keterangannya, Selasa (16/7/2024).

Baca juga: Airlangga Bocorkan Bakal Bertemu Kaesang, Bahas Pilgub?

Pemerintah saat ini juga sedang mengembangkan sejumlah food estate untuk menjaga keamanan pangan di seluruh Indonesia.

Terkait optimalisasi pemanfaatan energi non-fosil sebagai pembangkit listrik, Menko Airlangga menyinggung pemanfaatan teknologi Small Modular Reactor (SMR) sebagai Pembangkit Tenaga Listrik.

"Mempertimbangkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar, diperlukan kapasitas energi listrik yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.  Reaktor nuklir yang dihasilkan melalui modular SMR, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut," imbuhnya.

Selanjutnya, Under Secretary Fernandez menyebutkan bahwa pihaknya akan siap untuk mendukung penggunaan SMR dan mendorong pihak swasta agar dapat membantu pengembangan dan kajian kelayakan untuk pembangunan reaktor tersebut di Indonesia.

Baca  juga: Soal Barang Impor China Kena Bea Masuk 200 Persen, Menko Airlangga Buka Suara

Terdapat beberapa pelaku usaha pengelola reaktor nuklir untuk tenaga listrik yang menyatakan minat kerja sama di Indonesia. Indonesia juga telah memiliki beberapa laboratorium nuklir untuk kegiatan penelitian dan pengembangan.

Terkait pengembangan semikonduktor, Pemerintah Indonesia juga telah membentuk Satuan Tugas Pengembangan Ekosistem Semikonduktor melalui Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2024.  

Satuan tugas tersebut bekerja sama dengan OECD dan Departemen Luar Negeri AS untuk melakukan kajian atas ekosistem semikonduktor Indonesia.

Di akhir pertemuan, Menko Airlangga menekankan bahwa Indonesia akan terus melanjutkan berbagai program prioritas Pemerintah saat ini, khususnya terkait upaya aksesi Indonesia dalam OECD dan transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE).

Keduanya juga membahas terkait critical minerals untk pengembangan mineral strategis seperti lithium, nickel, cobalt, serta manganese. Selain itu, pembahasan juga dilakukan menyangkut akan diadakannya forum mineral dan dapat dikembangkan menjadi supply chain.

Halaman
x|close