Ntvnews.id, Jakarta - Meta mengumumkan bahwa mereka telah menghapus 63.000 akun Instagram yang terlibat dalam penipuan pemerasan seks yang berasal dari Nigeria. Langkah ini diambil beberapa hari setelah pihak berwenang di Nigeria mengenakan denda sebesar $220 juta pada perusahaan media sosial tersebut.
Dilansir dari VOA, Jumat.26 Juli 2024, penghapusan tersebut meliputi jaringan 2.500 profil yang terhubung dengan sebuah kelompok yang terdiri dari 20 orang. Selain itu, sekitar 1.300 akun Facebook, 200 halaman Facebook, dan 5.700 grup Facebook dari Nigeria juga dihapus karena "memberikan panduan untuk melakukan penipuan."
Kelompok-kelompok tersebut melakukan penipuan pemerasan seks dengan berpura-pura menjadi lawan jenis dan membujuk pengguna untuk mengirimkan foto vulgar mereka, lalu mengancam akan menyebarluaskan foto tersebut kecuali korban membayar uang.
Meta menyatakan bahwa penipu-penipu ini terutama menargetkan pria dewasa di AS dan menggunakan akun-akun palsu untuk menyembunyikan identitas mereka.
Baca Juga: Instagram Ustaz Hanan Attaki Digeruduk Netizen, Dicap Bela Wanda Hara
Meta menuduh kelompok yang dikenal sebagai "Yahoo Boys"—istilah gaul Nigeria untuk penipu internet—sebagai pelaku utama di balik akun-akun penipuan tersebut.
Perusahaan media sosial ini mengungkapkan bahwa meskipun sebagian besar upaya penipuan tidak berhasil dan umumnya menargetkan korban dewasa, mereka juga menargetkan anak-anak di bawah umur.
Investigasi Keamanan Dalam Negeri mencatat antara Oktober 2021 dan Maret 2023, terdapat 13.000 laporan tentang pemerasan finansial yang melibatkan 12.600 anak di bawah umur, kebanyakan adalah anak laki-laki, di Amerika Serikat.
Penipuan ini telah memicu setidaknya 20 kasus bunuh diri, menurut Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).
"Pelaku pemerasan seksual yang didorong oleh motif finansial sering kali berada di luar Amerika Serikat—terutama di negara-negara Afrika Barat seperti Nigeria dan Pantai Gading, atau negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina," kata FBI dalam sebuah pernyataan pada bulan Januari.
Baca Juga: Shandy Aulia Pamer Rambut Baru, Instagramnya Digeruduk Netter
Untuk mengatasi meningkatnya kejahatan seksual online, Meta mengumumkan pada bulan April bahwa mereka sedang menguji fitur "perlindungan ketelanjangan" berbasis kecerdasan buatan (AI) yang diterapkan pada fitur pesan langsung di Instagram untuk melindungi remaja.
Pada bulan yang sama, dua pria ditangkap di Nigeria karena mencoba memeras seorang remaja Australia dengan ancaman akan menyebarluaskan "foto pribadi anak tersebut" jika dia tidak membayar mereka sebesar 500 dolar Australia atau sekitar 5,3 juta rupiah.
Polisi Australia melaporkan bahwa anak laki-laki tersebut bunuh diri setelah diancam oleh para tersangka dalam kasus pemerasan seks ini.
Meta juga menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam penyelidikan dan penuntutan kasus kejahatan tersebut.