Kemenperin Ungkap Alasan Sepatu Bata Tutup Pabrik di Purwakarta

NTVNews - 8 Mei 2024, 20:57
Muslimin
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
PT Sepatu Bata Tbk Purwakarta PT Sepatu Bata Tbk Purwakarta (TikTok fspmisepatubata)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Perindustrian telah bertemu dengan Manajemen PT Sepatu Bata Tbk terkait isu penutupan pabrik Sepatu Bata di Purwakarta.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan, keputusan penutupan produksi oleh manajemen Bata berkaitan dengan strategi bisnis yang dilakukan dalam rangka refocusing pada lini penjualannya.

"Direksi menyampaikan, dalam rangka efisiensi dan memperhatikan trend pasar yang cepat dan bervariasi, maka PT Sepatu Bata Tbk fokus pada pengembangan produk dan desain yang memenuhi selera pasar," ujar Adie dalam keterangannya, Rabu (8/5/2024).

Kemudian manajemen Bata menyampaikan, pabrik Purwakarta sebenarnya hanya bagian kecil dari keseluruhan bisnis perusahaan. Dari sisi produksi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan produsen sepatu lainnya.

"Karenanya menurut manajemen, penutupan pabrik Purwakarta merupakan langkah paling realistis," ungkap Adie.

Adie melanjutkan, perusahaan berpendapat fokus pada bisnis retail penting untuk dilakukan dalam rangka mengembalikan kinerja bisnis dan penjualan yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.

Adie menyampaikan, manajemen Bata berjanji strategi bisnis ini tetap menjamin produk yang dijual masih bersumber dari produsen dalam negeri yang selama ini bekerja sama dengan mereka, seperti PT Prestasi Ide Jaya dan enam pabrik lainnya.

Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan, yang pada gilirannya akan meningkatkan juga produksi di tujuh pabrik tersebut.

"Dengan strategi tersebut, meskipun terjadi penutupan pabrik, jumlah sepatu produksi dalam negeri yang dipasarkan oleh PT Sepatu Bata Tbk secara agregat tetap sama dan bahkan akan ditingkatkan," lanjut Adie.

Selain itu, pekerja di usia produktif yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan dialihkan ke pabrik sepatu lain di sekitar Purwakarta.

Menanggapi penjelaskan tersebut, Kemenperin menilai langkah yang diambil oleh PT Sepatu Bata Tbk tersebut dianggap kurang tepat.

Sebab, saat ini kondisi industri sepatu nasional tumbuh terus dengan kebijakan pengendalian terhadap impor barang jadi (konsumsi) dan jaminan bahan baku.

Oleh karena itu, Kemenperin berharap setelah kondisi perusahaan membaik, suatu saat perusahaan bisa membuka kembali pabriknya di Indonesia dengan kapasitas yang lebih besar.

Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan PT Sepatu Bata Tbk menutup pabriknya di Purwakarta karena inefisiensi produksi dan produk yang tidak memenuhi selera konsumen, sehingga memilih untuk lebih fokus pada lini bisnis retail.

“Dari data yang ada, pabrik Sepatu Bata sebelum penutupan hanya menyisakan 233 orang karyawan dan produksi yang hanya 30% dari kapasitas. Di sisi lain terjadi juga penurunan produksi di pabrik tersebut, dari sebelumnya 3,5 juta pasang pada tahun 2018, menurun menjadi 1,15 juta pasang di tahun 2023. Dampaknya, PT Sepatu Bata Tbk mengalami peningkatan kerugian setiap tahun, terus menurunnya nilai aset, menurunnya ekuitas, serta liabilitas yang terus meningkat” tambah Adie.

Dalam dua tahun terakhir, penjualan Bata melalui toko-toko yang dimilikinya cenderung mengalami perbaikan.

Manajemen menyampaikan bahwa merek di bawah naungan PT Sepatu Bata Tbk seperti North Star, Power, Marie Claire, Bubblegummers, dan Weinbrenner masih berada di hati konsumen serta preferensi yang cukup baik di mata konsumen.

x|close