Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra Ungkap Penyebab Harga Tiket Mahal

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Agu 2024, 11:12
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat tampil sebagai bintang tamu dalam program DonCast di Nusantara TV yang dipandu jurnalis senior Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis (1/8/2024). Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat tampil sebagai bintang tamu dalam program DonCast di Nusantara TV yang dipandu jurnalis senior Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis (1/8/2024).

Ntvnews.id, Jakarta - Mahalnya harga tiket pesawat domestik membuat resah masyarakat. Namun, mahalnya harga tiket pesawat bukan disebabkan oleh harga tiket itu sendiri melainkan banyaknya biaya-biaya yang dibebankan ke dalam harga tiket yang dibayar penumpang.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat tampil sebagai bintang tamu dalam program DonCast di Nusantara TV yang dipandu jurnalis senior Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis, 1 Agustus 2024.

"Memang ada masa di mana industri ini sebenarnya yang menurut saya melakukan sebuah kesalahan fatal yaitu mulai mengkomoditisasi produknya. Jadi zaman dulu waktu mahal (tiket), enggak ada yang ribut mahal. Kalau Anda enggak mampu, ya jalan darat, atau tidak pergi. Jadi kalau ada diskusi sekarang tiket mahal, saya selalu bertanya terhadap apa?" ujar Irfan.

"Ada yang mengatakan, kok lebih mahal ke Makassar atau ke Raja Ampat daripada ke Malaysia atau ke Hong Kong? Ya, saya tanya, Anda ini sebenarnya mau ke Makassar atau mau ke Malaysia? Enggak bisa juga kita mengatakan steak itu lebih mahal daripada gado-gado. Anda mau makan daging atau mau gado-gado? Anda mau makan di hotel atau di pinggir jalan. Jadi mahal atau enggak mahal relatif. Tapi ketika ada nuansa menurunkan harga tiket kita gembira sekali," tambah Irfan.

Di sisi lain, pemerintah juga telah membentuk satuan tugas (satgas) penurunan harga tiket pesawat. Satgas tersebut terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan kementerian/lembaga (K/L) terkait lainnya.

"Kami menyambut dengan sangat gembira. Dan saya hormatlah sama Pak Luhut (Binsar Pandjaitan). Hanya saja saya mengingatkan kepada semua pihak, ketika Anda bicara harga, sebelum menurunkan, mari kita bicara struktur biaya. Ini yang menarik," cetus Irfan.

Dia mengungkapkan harga tiket yang dikenakan ke calon penumpang merupakan gabungan dari harga tiket, pajak bandara dan biaya lainnya.

Halaman
x|close