Ntvnews.id, Jakarta - Junk food atau makanan cepat saji telah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang sulit dihindari. Meskipun terasa enak dan praktis, konsumsi junk food yang berlebihan dapat membawa berbagai dampak buruk bagi kesehatan. Berikut ini adalah lima dampak buruk dari mengonsumsi junk food:
Junk food umumnya tinggi kalori, lemak jenuh, dan gula, tetapi rendah nutrisi penting. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh, yang akhirnya meningkatkan risiko obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.
Makanan cepat saji sering kali rendah serat, yang penting untuk sistem pencernaan yang sehat. Kekurangan serat dapat menyebabkan sembelit, sindrom iritasi usus besar (IBS), dan masalah pencernaan lainnya. Selain itu, kandungan lemak yang tinggi dalam junk food dapat memperlambat proses pencernaan, menyebabkan rasa kembung dan tidak nyaman.
Ilustrasi sakit jantung (Pixabay/ Tumisu)
Kandungan lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi dalam junk food dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke. Selain itu, banyak junk food juga mengandung banyak garam, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan membebani kerja jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang buruk, termasuk konsumsi junk food, dapat mempengaruhi kesehatan mental. Makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang cepat, yang bisa mempengaruhi suasana hati dan energi.
Selain itu, kekurangan nutrisi penting seperti omega-3, vitamin, dan mineral dapat berkontribusi pada risiko depresi dan kecemasan.
Ilustrasi Menulis atau Bekerja (Pixabay)
Konsumsi junk food secara berlebihan dapat berdampak negatif pada fungsi otak dan kognisi. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak dan gula dapat mengurangi kemampuan belajar, memori, dan perhatian.
Ini disebabkan oleh peradangan yang dipicu oleh pola makan yang buruk, yang dapat merusak sel-sel otak dan menghambat perkembangan otak, terutama pada anak-anak dan remaja.