Ntvnews.id, Jakarta - Sarapan pagi bagi sebagian orang sering dianggap sebagai makanan paling penting, dan ada alasan baik di balik pernyataan tersebut. Sarapan memberikan energi yang diperlukan tubuh setelah berjam-jam tak makan saat tidur.
Namun, banyak orang seringkali melewatkan sarapan karena berbagai alasan, seperti kesibukan, kebiasaan makan yang buruk, atau kurangnya rasa lapar di pagi hari.
Melewatkan sarapan ternyata dapat memiliki dampak buruk yang signifikan bagi kesehatan. Berikut adalah lima dampak buruk dari melewatkan sarapan pagi, dilansir dari berbagai sumber.
1. Penurunan Energi dan Konsentrasi
Ilustrasi kerja kantoran (Freepik)
Sarapan pagi memberikan bahan bakar yang dibutuhkan tubuh untuk memulai aktivitas sehari-hari. Tanpa sarapan, tubuh kekurangan glukosa yang penting untuk fungsi otak dan energi fisik.
Baca Juga:
5 Manfaat Buah Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Bantu Turunkan Risiko Diabetes
4 Manfaat Tidak Sarapan Pagi, Bisa Turunkan Berat Badan
Akibatnya, seseorang mungkin merasa lesu, mudah lelah, dan sulit berkonsentrasi. Penurunan konsentrasi ini dapat memengaruhi produktivitas dan kualitas kerja atau belajar.
Orang yang melewatkan sarapan cenderung memiliki performa kognitif yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang memulai hari dengan sarapan yang sehat.
2. Gangguan Metabolisme
Nasi Uduk (YouTube)
Melewatkan sarapan dapat memengaruhi metabolisme tubuh. Ketika tidak makan di pagi hari, tubuh akan beralih ke mode “hemat energi” dan melambatkan proses metabolisme untuk menghemat kalori.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan tingkat metabolisme, yang berarti tubuh membakar kalori lebih lambat.
Akibatnya, seseorang mungkin mengalami kesulitan dalam mengontrol berat badan, dan jika kamu kemudian makan makanan yang tinggi kalori di waktu lain, tubuh mungkin cenderung menyimpan lebih banyak lemak.
3. Peningkatan Risiko Diabetes Tipe 2
Ilustrasi Diabetes (Freepik)
Melewatkan sarapan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Saat tidak santap sarapan, tubuh dapat mengalami lonjakan kadar gula darah yang tidak teratur yang dapat memengaruhi sensitivitas insulin.
Sensitivitas insulin yang menurun dapat menyebabkan resistensi insulin dan akhirnya meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Sarapan yang kaya serat dan protein dapat membantu menjaga kestabilan gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
4. Peningkatan Risiko Gangguan Jantung
Ilustrasi sakit jantung (Pixabay/ Tumisu)
Melewatkan sarapan juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan jantung. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara kebiasaan melewatkan sarapan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Ketika tidak sarapan, tubuh cenderung mencari sumber energi yang tidak sehat dan meningkatkan konsumsi makanan tinggi lemak dan gula pada waktu makan berikutnya.
Pola makan yang buruk ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, melompati sarapan sering dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan penurunan kadar kolesterol baik (HDL).
5. Perubahan Suasana Hati dan Kesehatan Mental
Ilustrasi kerja (Freepik)
Tidak makan di pagi hari dapat memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental. Kekurangan energi dan gula darah yang tidak stabil dapat menyebabkan rasa mudah marah, stres, dan kecemasan.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan dapat meningkatkan risiko depresi. Sarapan yang seimbang, termasuk makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat, dapat membantu menjaga keseimbangan kimia otak dan memperbaiki suasana hati.