Ntvnews.id, Jakarta - Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang menjadi momok di banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan meningkatnya prevalensi kanker di kalangan masyarakat, penting bagi kita untuk mengenali jenis-jenis kanker yang paling umum terjadi, agar bisa melakukan pencegahan dan deteksi dini. Berikut ulasan selengkapnya.
Ilustrasi Kanker (FreePIk)
Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan di Indonesia. Penyakit ini berkembang dari sel-sel di jaringan payudara, biasanya di saluran penghasil susu atau lobulus. Deteksi dini melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan mammografi sangat penting untuk meningkatkan peluang penyembuhan.
Kanker serviks atau kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Di Indonesia, kanker ini menempati urutan kedua setelah kanker payudara dalam hal prevalensi pada perempuan. Vaksinasi HPV dan pemeriksaan pap smear secara rutin adalah langkah pencegahan yang sangat efektif.
Ilustrasi orang sakit (Pixabay)
Kanker paru-paru menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, baik pada pria maupun wanita. Kebanyakan kasus kanker paru-paru di Indonesia terkait dengan kebiasaan merokok. Oleh karena itu, berhenti merokok adalah cara paling efektif untuk mencegah kanker ini.
Kanker kolorektal, yang menyerang usus besar dan rektum, semakin banyak ditemukan di Indonesia. Pola makan yang tidak sehat, seperti tinggi lemak dan rendah serat, serta kurangnya aktivitas fisik, menjadi faktor risiko utama. Penting untuk mengonsumsi makanan kaya serat, serta rutin melakukan pemeriksaan kolonoskopi untuk deteksi dini.
Ilustrasi sakit (Freepik)
Kanker hati adalah salah satu jenis kanker dengan tingkat kematian yang tinggi di Indonesia. Faktor risiko terbesar adalah infeksi virus hepatitis B dan C. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan vaksinasi hepatitis B dan deteksi dini infeksi hepatitis.
Kanker nasofaring, yang menyerang bagian atas tenggorokan di belakang hidung, juga cukup umum di Indonesia. Penyebab utamanya terkait dengan infeksi virus Epstein-Barr (EBV). Pola makan dan kebiasaan hidup sehat, serta pemeriksaan medis secara berkala, dapat membantu dalam pencegahan dan deteksi dini.