Ntvnews.id, Jakarta - Gempa megathrust adalah gempa bumi super besar yang terjadi di zona subduksi. Ini adalah wilayah di mana satu lempeng tektonik terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya.
Baca Juga:
BMKG Klarifikasi soal Gempa Megathrust 'Tinggal Tunggu Waktu'
Kata BMKG soal Heboh Potensi Gempa Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut
di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satu lempeng tenggelam ke bawah lempeng lainnya. Proses ini menghasilkan energi yang sangat besar, yang saat dilepaskan bisa menyebabkan gempa bumi berkekuatan besar dan tsunami dahsyat.
Ilustrasi Gempa bumi. (Pixabay)
Proses Terjadinya Gempa Megathrust
1. Zona Subduksi
Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, tempat lempeng tektonik yang lebih berat menyusup ke bawah lempeng yang lebih ringan. Zona ini sering ditemukan di sepanjang tepi benua dan lautan.
2. Penumpukan Lempeng
Ketika lempeng yang menyusup menekan lempeng lainnya, energi terakumulasi dalam bentuk stres di sepanjang batas subduksi bisa terkumpul selama ratusan atau ribuan tahun sebelum terlepas.
3. Pelepasan Energi
Saat energi yang terkumpul melebihi batas kekuatan batuan, terjadilah patahan atau pergeseran mendalam yang melepaskan energi dalam bentuk gelombang seismik. Ini adalah gempa megathrust yang bisa menciptakan guncangan yang sangat kuat dan berpotensi menyebabkan tsunami besar.
Dampak dari Gempa Megathrust
1. Guncangan yang Hebat
Gempa megathrust sering kali menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 9.0 pada skala Richter. Guncangan ini dapat merusak infrastruktur, bangunan, dan menyebabkan kerusakan luas di wilayah yang terdampak.
2. Tsunami
Salah satu dampak paling mematikan dari gempa megathrust adalah tsunami. Gelombang tsunami yang dihasilkan bisa mencapai ketinggian puluhan meter dan menerjang pantai dengan kekuatan yang menghancurkan. Tsunami ini bisa menyebabkan kerusakan parah di daerah pesisir yang jauh dari pusat gempa.
3. Longsor dan Kerusakan Geologi
Selain guncangan dan tsunami, gempa megathrust dapat memicu longsoran tanah dan perubahan geologi lain yang merusak.
Ilustrasi Gempa bumi. (Pixabay)
Sejarah Gempa Megathrust
1. Gempa Tohoku 2011
Pada 11 Maret 2011, gempa megathrust di lempeng Jepang menghasilkan gempa berkekuatan 9.1 dan tsunami yang menghancurkan sebagian besar wilayah pantai timur Jepang. Tsunami yang dihasilkan menyebabkan krisis nuklir di Fukushima.
2. Gempa Sumatra 2004
Pada 26 Desember 2004, gempa megathrust di lempeng Sumatra menghasilkan gempa berkekuatan 9.1 dan tsunami yang menewaskan lebih dari 230.000 orang di sepanjang pantai Samudra Hindia, termasuk Indonesia, Thailand, dan Sri Lanka.
Gempa megathrust bisa menimbulkan korban jiwa dan cedera serius di kalangan masyarakat sekitar, serta mengakibatkan kerugian material yang besar akibat kerusakan bangunan dan harta benda.
Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di sekitar zona megathrust perlu tetap waspada dan mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi risiko yang ditimbulkan oleh gempa ini, guna meminimalkan dampaknya.
Penting bagi semua, baik orang dewasa maupun anak-anak, untuk memahami penjelasan dasar tentang gempa megathrust agar dapat lebih siap dan waspada terhadap bahaya yang mungkin terjadi.