Ntvnews.id, Jakarta - Menikmati liburan bersama istri dan anak tercinta merupakan kebahagian tersendiri bagi Ahmad Akbar Achiyat. Alumni di sejumlah kampus terkenal Universitas Indonesia ini.
Melakukan perjalanan akhir bulan Juli 2024 lalu, seperti perjalanan singkat ke tiga Negara dalam waktu 5 hari.
"Tentu saja pengalaman pertama yang mengesankan karena pertama kalinya kami melalui jembatan laut terpanjang di dunia, yaitu sepanjang 55 KM, yang diresmikan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Oktober 2018," ungkap Ahmad Akbar Achiyat dalam keterangannya. Pria yang akrab disapa Akbar kini memiliki sejumlah usaha kuliner restoran dan cafe di Jakarta dan Singapura.
Alumni Fisip UI,Sastra Cina UI dan alumni Fakultas Hukum UI yang juga mengelola firma hukum ini menjelaskan jembatan tersebut menghubungkan Hong Kong dengan Makau dan Zhuhai di Delta Sungai Mutiara sehingga sering disebut sebagai jembatan Hozhuma.
Proyek pembangunan jembatan menjadi luar biasa karena didukung pembuatan pulau buatan dan terowongan bawah laut dengan besi yang dipakai setara dengan 60 Menara Eiffel di Paris, Perancis.
Hemat dia, perjalanan ke Hong Kong dan sekitarnya kali ini terasa kurang ekonomis karena persiapan yang mendadak dan seiring dengan jatuhnya nilai Rupiah yang sampai di atas Rp.16.000 per US$ nya.
Sebenarnya,ungkap Akbar, perjalanan ke Hong Kong untuk pertemuan dengan partner lokal dalam rangka persiapan ikut serta di pameran kuliner yang diadakan oleh HKTDC (Hong Kong Trade Development Council) tanggal 15-19 Agustus 2024, Akan tetapi karena bersamaan dengan akan berakhirnya libur sekolah anak-anak, jadi kami berangkat tanggal 2 Juli dan kembali tanggal 7 Juli, karena mereka masuk sekolah/kuliah Senin tanggal 8 Juli 2024.
Akbar menilai HKTDC sangat aktif mengadakan pameran-pameran internasional baik di Hong Kong maupun di luar negeri termasuk Jakarta, dan sebagai pengusaha di bidang kuliner, tentu kesempatan bertemu dengan pengusaha luar negeri di bidang yang sama adalah hal yang sangat penting, apalagi Hong Kong terkenal sebagai hub yang mempertemukan para trader Barat dan Timur.
" Kami mendapat surprise ketika mobil sewaan yang menjemput kami di Hotel Regal, yang diorder secara online bersamaan dengan booking hotel, adalah mobil Tesla dengan driver yang relatif muda dan ramah, mengingat "keramahan" adalah hal yang agak langka di sana. Sehingga setelahnya, Jay, nama driver yang ternyata ownernya, menjadi langganan tetap selama 4 hari di Hong Kong, sehingga tidak repot-repot lagi order uber atau mencari taxi, " papar pria berkacamata ini.
Akan tetapi mobil Tesla sewaan tersebut hanya dapat digunakan di Hong Kong, Karena perlu 1 nopol lagi untuk bisa bebas digunakan di dua negara, bahkan beberapa mobil punya 3 nopol, sehingga selain dapat digunakan di Hong Kong dan Makau, dapat juga dipakai untuk menjelajahi seluruh wilayah Tiongkok.
Dia mengingatkan saat ke Hong Kong, jangan lupa mengisi artival Card yang biasanya akan diberikan saat di pesawat, dan di imigrasi saat masuk Hong Kong, akan diberi kertas kecil sebagai visa 1 bulan.
Dua malam pertama, Hotel kami di daerah Causewaybay, pusat keramaian Hong Kong, sehingga begitu turun dari hotel tinggal berjalan kaki 10 menit ke Times Square, dan food street pun berderet di jalan belakang hotel, makan malam di salah satu stall pinggir jalan yang biasanya murah, hanya dengan 4 menu : kepala ikan, 2 nasi goreng sea food, sayur, dimsum, dan 4 minuman, ternyata harga nya tak semurah tampilan restonya, yaitu sekitar HK$800 atau sekitar Rp. 1.600.000. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk makan, di Hong Kong relatif mahal, dan begitu pun hotel, saat kami pindah ke hotel kedua, untuk dua malam berikutnya di daerah Hong Kong, untuk beli langsung di rate resepsionis, HK$1,500, dan langsung kami coba pesan on line dan ternyata diskon online relatif besar, sehingga kami dapat rate diskon 50%.
Sesekali kami coba mencari taxi yang ternyata juga tidak mudah, karena mereka hanya berhenti di taxi stand, dan akhirnya kembali lebih baik dengan Tesla langganan dengan waktu order sekitar 30 menit sebelum penjemputan.
MRT di Hong Kong namanya MTR, dan untuk berlangganan perlu membeli kartu Octopus, akan tetapi kalau ingin sekali-sekali mencoba bisa beli one time ticket yang harga tergantung jarak, terdekat HK$6 atau sekitar Rp. 15.000.
Dengan MTR kami ke Shenzhen, setelah dari Hong Kong Disneyland, MRT stop terakhir di Lo Wo, dan setelah keluar dan proses imigrasi,sampailah kami ke daratan Tiongkok, melalui kota pertamanya, Luo Hu, dimana terdapat pasar produk-produk Tiongkok yang murah, baik ori maupun KW.
Memang seperti yang sedang tamai akhir-akhir ini tentang mahalnya tiket pesawat dalam negeri karena pajak avtur, tentunya ke Hong Kong bisa menjadi alternatif berlibur yang ekonomis, apalagi maskapai lokal sampai memberi promosi Buy One Get One untuk return ticket Jakarta Hong Kong, apalagi bila sudah mendapat visa Cina, bisa lebih leluasa ke Cina daratan dengan kereta api cepat yang harga tiketnya tentu saja sangat ekonomis. Selamat mencoba.