Ntvnews.id, Jakarta - Sean "Diddy" Combs atau P Diddy akan menghadapi 120 tuntutan hukum baru terkait dugaan pelecehan seksual yang akan diajukan di kota New York, Los Angeles, dan Miami.
Tuntutan ini muncul setelah kelompok pengacara menerima lebih dari 3.000 laporan dari terduga korban yang menyatakan menjadi korban pelecehan selama tiga dekade terakhir, sejak 1990-an hingga saat ini. Sebanyak 25 korban yang melapor disebut masih di bawah umur saat kejadian berlangsung, dan beberapa telah memberikan keterangan kepada FBI.
Banyak korban mengaku telah dibius menggunakan obat penenang kuda, yang dikonfirmasi melalui tes narkoba. Gugatan ini juga akan mencantumkan sejumlah terdakwa lain, termasuk rekan, anggota keluarga, label rekaman, dan tempat acara yang diduga terkait dengan kasus ini.
Kelompok pengacara mengklaim telah menerima lebih dari 3.000 laporan setelah mengeluarkan seruan kepada mereka yang selama ini jadi korban P Diddy. Setelah pengecekan, pengacara memastikan 120 kasus kredibel untuk ditindaklanjuti.
Gugatan hukum tersebut akan menyebutkan sejumlah terdakwa bersama, termasuk rekan, anggota keluarga, label rekaman, dan tempat acara.
“Kami akan mengungkap pihak-pihak yang mendukung tindakan ini secara tertutup,” kata pengacara Tony Buzbee dikutip dari E!online.
"Kami akan melanjutkan masalah ini, tidak peduli siapa bukti yang ada." tambahnya.
Pengacara tersebut mengatakan timnya telah "mengumpulkan gambar, video, teks," yang akan mengungkap, "Banyak orang berkuasa... banyak rahasia kotor."
Sebelumnya, Pengacara Sean 'Diddy' Combs, Marc Agnifilio, mengklaim bahwa sang klien memiliki begitu banyak botol baby oil di rumahnya karena ia suka membeli barang dalam jumlah besar seperti kebanyakan orang AS lainnya.
Agniflo menanggapi klaim oleh agen federal bahwa mereka menyita 1.000 botol baby oil dan pelumas dari rumah Diddy di Miami dan Los Angeles, sebagai bagian dari penggerebekan yang terkait dengan penyelidikan atas dugaan perdagangan seksnya.
"Saya kira jumlahnya tidak 1.000 (botol). Saya kira jumlahnya banyak. Maksud saya, ada Costco (supermarket) di ujung jalan. Saya kira orang Amerika membeli dalam jumlah besar, seperti yang kita ketahui," kata Agnifilo, dikutip dari The New York Post.