Ntvnews.id, Jakarta - Mbah Marto, sosok yang telah menjadi legenda kuliner di Yogyakarta, memulai perjalanan panjangnya dalam dunia bisnis pada tahun 1969.
Pada awalnya, ia menjual mangut lele dengan cara yang sangat sederhana, berjalan kaki menggendong dagangannya.
Baca Juga: VIDEO: Siswi Menangis Pulang Sekolah Usai Digunduli Guru
Dengan tekad dan kerja keras, mangut lele yang dijual oleh Mbah Marto mulai dikenal banyak orang.
Bahkan, pembeliannya semakin ramai, hingga sering kali habis sebelum ia sampai di tujuan.
Pada tahun 1986, setelah bertahun-tahun berjualan keliling, Mbah Marto memutuskan untuk membuka warung di sekitar kampus ISI Yogyakarta, yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.
Di tempat baru ini, popularitas mangut lele Mbah Marto semakin meluas.
Namun, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, Mbah Marto mulai kesulitan untuk terus memasak langsung.
Ia pun beralih untuk membantu dalam pekerjaan-pekerjaan ringan di dapur, seperti mengupas bumbu.
Mbah Marto Ijoyo (Instagram)
Kini, setelah bertahun-tahun berjuang, warung mangut lele Mbah Marto telah berkembang pesat.
Warung ini kini memiliki 13 karyawan dan menjadi tempat makan favorit bagi banyak kalangan. Pembelinya datang dari berbagai latar belakang, termasuk pejabat tinggi negara hingga artis terkenal.
Selain pejabat, kalangan Polri juga sering mengunjungi warung mangut lele Mbah Marto, seperti Irjen Krishna Murti dan Irjen Dedi Prasetyo.
Bahkan, Kapolri pun pernah memesan makanan dari warung ini saat rapat, yang diambil pada pukul 4 pagi dan dibawa ke Jakarta.
Tidak hanya itu, kalangan artis seperti Deddy Mizwar, chef Renatta, dan Soimah juga termasuk pelanggan setia mangut lele Mbah Marto.