Ntvnews.id, Jakarta - Topik mengenai ukuran penis sering menjadi hal yang sensitif bagi banyak pria. Di Indonesia, pembicaraan tentang hal ini bahkan dianggap tabu.
Kenyataannya, banyak pria merasa tertekan karena persepsi terhadap ukuran penis mereka. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ketidakpuasan terkait ukuran penis dapat memengaruhi kesehatan mental pria.
Tak jarang, isu ini juga meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan masalah fungsi seksual.
Paparan pornografi membuat pria membandingkan ukuran penis dengan standar yang tidak realistis. Salah satu pemicu utama ketidakpuasan ini adalah ekspektasi yang tidak realistis tentang ukuran penis "normal."
Baca Juga: Viral, Seorang Pria Berusia 78 Tahun Terungkap Miliki 3 Penis
Sayangnya, seringnya melihat aktor dalam pornografi dengan ukuran penis di atas rata-rata membuat banyak pria memiliki ekspektasi yang tidak masuk akal, sehingga mereka merasa minder dan kurang percaya diri.
Hal ini dibahas dalam studi yang diterbitkan pada tahun 2022 di Indonesian Andrology and Biomedical Journal. Studi tersebut mengungkapkan bahwa semakin sering pria menonton konten seksual, semakin besar kemungkinan mereka membandingkan ukuran penis mereka dengan aktor dalam konten tersebut. Akibatnya, banyak pria merasa ukuran penis mereka tidak memadai.
Ketidakpuasan terhadap ukuran penis dapat memicu depresi dan kecemasan. Persepsi yang salah tentang ukuran penis yang dianggap normal sering menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental bagi pria, memengaruhi kehidupan seksual dan kondisi mental mereka.
Temuan ini dihasilkan dari riset yang dipublikasikan pada tahun 2024 dalam jurnal The Aging Male. Studi yang melibatkan 75 pria yang mengunjungi klinik andrologi ini menunjukkan bahwa semakin negatif persepsi pria tentang ukuran penisnya, semakin tinggi pula tingkat depresi dan kecemasan yang dialami.
Ketidakpuasan ukuran penis bisa berkembang menjadi obsesi "kekurangan" fisik. Penelitian pada tahun 2020 dalam The Journal of Sexual Medicine menunjukkan bahwa ketidakpuasan ini tidak hanya menyebabkan depresi dan kecemasan, tetapi juga dapat berkembang menjadi gangguan mental serius seperti body dysmorphic disorder (BDD).
Baca Juga: Geger Pria Ini Masukan Baterai ke Penis
BDD adalah gangguan mental di mana seseorang terobsesi dengan kekurangan fisik yang mereka anggap ada. Penelitian serupa pada tahun 2016 dalam jurnal Body Image juga menemukan bahwa pria dengan BDD yang berfokus pada ukuran penis memiliki tingkat kecemasan dan depresi lebih tinggi, dengan 33,3 persen di antaranya mengalami depresi berat.
Kekhawatiran mengenai ukuran penis bisa menjadi sumber tekanan bagi sebagian pria, bahkan hingga menimbulkan gangguan mental. Namun, menurut studi-studi di atas, memiliki pemahaman yang realistis dan penerimaan diri dapat membantu mengatasi kekhawatiran tersebut. Dengan demikian, pria tidak perlu terjebak dalam stereotip dan ekspektasi yang tidak realistis. Jika mengalami kesulitan serupa, sebaiknya mencari bantuan profesional melalui konseling atau terapi.