Ntvnews.id, Jakarta - Sutradara film Women from Rote Island, Jeremias Nyangoen mengungkap awal mula muncul ide pembuatan film tersebut.
"Asal muasal dan latar belakangnya apa, kenapa bikin film seperti ini, ya sebagai pekerja seni sebenarnya biasa," kata Jeremias di CGV FX Sudirman, Jakarta, Selasa, 3 Desember 2024.
"Saya diajak ke Pulau Rote, saya jalan-jalan saya ngopi-ngopi, ngobrol-ngobrol, gak ada target yang terlampau berlebihan, ngobrol dari rumah ke rumah, sambal jalan-jalan melihat pemandangan yang ringan-ringan saja," sambung dia.
Di Pulau Rote tersebut, Jeremias Nyangoen melakukan beberapa interaksi mulai dari ngobrol hingga mengunjungi beberapa lokasi.
Nonton bareng film Women from Rote Island (Ntvnews.id/ Adiansyah)
"Ngobrol di pasar, pelan-pelan kelihatan bahwa, sangat indah buat saya Rote sangat luar biasa, begitu juga dengan daerah yang lain dari Indonesia," jelasnya.
Jeremias Nyangoen mengatakan, Pulau Rote sangat indah dengan menawarkan pemandangan cantik. Namun, di balik semua itu tersimpan persoalan sosial.
"Tapi saking cantiknya, penuh dengan persoalan sosial yang, ya maklum lah sebagai negara berkembang saya paham," kata dia.
"Ngobrol diskusi, muncul ide kenapa gak melahirkan tema ini saja yang saya garap, karena itu sering terjadi di daerah sana," imbuhnya.
Pemain film Women from Rote Island (NTVNews.id/ Adiansyah)
"Orang selalu bertanya, karena ibu saya perempuan saya bikin ini. Kemudian tidak hanya untuk Rote, tapi untuk Indonesia, saya katakana untuk Myanmar, India, Afrika Selatan, Australia, hamper semua negara punya masalah itu," pungkas Jeremias Nyangoen.
Women from Rote Island sendiri adalah film yang berkisah tentang korban kekerasan dan kekerasan seksual terhadap perempuan, yang sudah memenangi berbagai penghargaan setidaknya di 30 negara.
Selain itu, Women from Rote Island ini juga jadi pemenang Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2023, juga menjadi salah satu nominator Piala Oscar ke-97 di Amerika Serikat.