Ntvnews.id, Jakarta - Hubungan erat antara Bali dan Australia sudah lama dikenal. Namun, di musim hujan kali ini, warga Australia diingatkan untuk berhati-hati jika berlibur ke Bali.
Dilansir dari News.com.au, Kamis, 12 Desember 2024, warga Australia yang bepergian ke Bali diperingatkan akan risiko terkena demam berdarah atau gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Seorang dokter dari Tropical Public Health Services Cairns mengungkapkan bahwa dalam dua minggu terakhir telah ditemukan lima kasus demam berdarah di wilayah tersebut, yang semuanya melibatkan orang yang baru kembali dari Bali.
Baca Juga: Cuti Berakhir, Rahmad Darmawan Kembali Tangani Barito Putera
Juru bicara Queensland Health menjelaskan kepada News.com.au bahwa demam berdarah menyebar di seluruh Indonesia, termasuk Bali, terutama selama musim hujan yang berlangsung dari November hingga Maret.
Bulan lalu, Queensland melaporkan 29 kasus demam berdarah, beberapa di antaranya terjadi secara lokal di Torres dan Cape.
Meskipun sebagian besar wilayah Australia tidak memiliki nyamuk yang mampu menyebarkan virus dengue, kasus-kasus demam berdarah tetap tercatat di seluruh negeri pada individu yang melakukan perjalanan ke daerah endemik dengue di luar negeri.
SA Health juga melaporkan peningkatan kasus demam berdarah pada warga yang kembali dari Indonesia. Pada awal November, tercatat sembilan kasus, sementara tiga kasus dilaporkan pada akhir bulan. Di Victoria, dua minggu terakhir bulan November mencatat 12 kasus demam berdarah yang diperoleh di luar negeri, sebagian besar terkait perjalanan ke India atau Indonesia.
Sementara itu, NSW Health mencatat 36 kasus demam berdarah pada bulan November, dengan sekitar 30 persen di antaranya berasal dari Indonesia, terutama Bali. NT Health juga melaporkan tiga kasus dalam dua minggu terakhir yang melibatkan pelancong dari Bali atau Kamboja.
Baca Juga: Sedan Hantam LCGC Sampai Terbalik di Jalan Tol Serpong
“Para pelancong harus melindungi diri dari nyamuk saat berada di luar negeri, terutama di negara-negara yang sedang menghadapi tingkat demam berdarah yang tinggi,” ujar juru bicara NT Health.
Data dari Sistem Pengawasan Penyakit yang Dapat Dilaporkan Nasional menunjukkan peningkatan jumlah kasus demam berdarah di Australia tahun ini, yaitu sebanyak 2.153 kasus. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, yakni 1.119 kasus, dan tahun 2019 yang mencatat 1.505 kasus sebelum pandemi membatasi perjalanan luar negeri.
Western Australia Health melaporkan lebih dari 500 kasus demam berdarah sepanjang tahun ini, seluruhnya berasal dari luar negeri. Lebih dari 85 persen kasus tersebut dilaporkan berasal dari Asia Selatan atau Asia Tenggara, dengan mayoritas kasus terkait Indonesia.