Ini Penyebab Pembuluh Darah di Otak Pecah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Des 2024, 12:46
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Petugas kesehatan mengukur tekanan darah pasien. Arsip foto - Petugas kesehatan mengukur tekanan darah pasien. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang dokter spesialis menjelaskan bahwa salah satu penyebab pecahnya pembuluh darah di otak adalah tekanan darah yang terlalu tinggi atau adanya kelainan pada pembuluh darah itu sendiri.

"Pembuluh darah bisa pecah karena tekanan yang tinggi, sehingga tidak tahan dengan tekanan ini, sehingga dia pecah, atau memang pada dasarnya ada kondisi kelainan sudah tipis," ujar Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K) di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2034.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya mengenali faktor risiko utama yang menyebabkan kondisi tersebut. "Jadi kasus pecahnya pembuluh darah itu paling utama, kita harus tahu faktor risiko utamanya," katanya.

Baca juga: Dokter Ingatkan Jangan Sepelekan Sembelit Pada Anak, Ini Akibatnya

Dokter lulusan Universitas Indonesia yang kini berpraktik di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta ini mengibaratkan pembuluh darah seperti pipa yang berfungsi membawa cairan berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Menurutnya, pipa tersebut dapat meregang dan berisiko pecah apabila tekanan cairan di dalamnya terlalu kuat, melebihi kemampuan pipa untuk menahannya.

Ia juga menjelaskan bahwa pasien yang mengalami hipertensi kronis atau tekanan darah tinggi mendadak lebih rentan terhadap pembengkakan dan pecahnya pembuluh darah. Selain itu, kondisi dinding pembuluh darah yang tipis atau rapuh juga menjadi faktor utama.

"Pipa yang rapuh dan ini bisa dibawa secara genetik atau karena proses degeneratif atau penuaan. Di mana pipa jadi rapuh, sering pada orang tua tanpa tekanan darah tinggi, pipa rapuh dan gampang pecah," katanya.

Keparahan akibat pecahnya pembuluh darah di otak, menurut Prof. Yuda, sangat bergantung pada jumlah pendarahan dan lokasi terjadinya. "Volume darah makin banyak risiko kematian makin besar, tetapi juga lokasi penting. Pendarahan biasanya tidak banyak, tapi letaknya di batang otak jelas fatal," jelasnya.

Ia menambahkan, "Jadi kematian itu bisa karena besar volumenya atau lokasinya, tidak semata-mata dari volumenya."

Untuk mencegah kondisi seperti hipertensi, Prof. Yuda menekankan pentingnya pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, menghindari alkohol dan rokok, serta menjaga kesehatan mental dengan menjauhi stres.

Sebagai langkah pencegahan, ia juga menyarankan agar individu yang berusia 40 tahun ke atas secara rutin memeriksa tekanan darah guna mendeteksi peningkatan tekanan darah sejak dini.

(Sumber: Antara)

x|close