2 Kuliner Indonesia Masuk Daftar Makanan Terburuk Dunia, Kok Bisa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Jan 2025, 18:24
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Tinutuan atau bubur Manado. Tinutuan atau bubur Manado. (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Belum lama ini, situs kuliner internasional TasteAtlas mengumumkan daftar 100 Worst Rated Foods in the World atau 100 Makanan dengan Rating Terburuk di Dunia yang mengejutkan banyak pihak.

Dua makanan asal Indonesia, tinutuan dan paniki ternyata masuk dalam daftar tersebut. Tinutuan, yang menduduki peringkat ke-16, memperoleh nilai 2,3 dari 5, sementara paniki berada di peringkat ke-36 dengan nilai 2,5.

Baca Juga: Deretan Makanan Khas Imlek dari Berbagai Negara: Simbol Harapan dan Keberuntungan

Meskipun menu-menu ini telah menjadi bagian dari warisan kuliner Indonesia, kehadirannya dalam daftar ini menimbulkan banyak perbincangan.

Tinutuan, yang juga dikenal dengan sebutan bubur Manado, adalah hidangan khas Kota Manado, Sulawesi Utara.

Paniki, makanan tradisional asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. <b>(Instagram)</b> Paniki, makanan tradisional asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (Instagram)

Hidangan ini terbuat dari nasi yang dimasak bersama berbagai sayuran seperti bayam, jagung, dan labu, menciptakan kombinasi yang kaya nutrisi dan rasa. Sebagai pelengkap, tinutuan biasanya disajikan dengan ikan asin dan sambal yang memberikan cita rasa gurih dan pedas.

Walaupun banyak orang di Indonesia, khususnya di Manado, menganggap tinutuan sebagai sajian yang sehat dan mengenyangkan, peringkat rendah yang diberikan oleh pembaca TasteAtlas menunjukkan adanya penilaian yang kurang positif terhadap hidangan ini.

Paniki, makanan tradisional asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, juga menjadi sorotan. Dikenal karena bahan utamanya yang terbuat dari daging kelelewar, hidangan ini diproses dengan rempah-rempah khas dan santan, menciptakan rasa yang unik.

Walaupun demikian, paniki kini lebih sering digantikan dengan daging ayam oleh banyak rumah makan untuk memenuhi selera pasar yang lebih luas. Terlepas dari rasa eksotis yang ditawarkan, penggunaan daging kelelewar menjadi kontroversial, terutama di luar Indonesia.

Kehadiran paniki dalam daftar worst rated foods bisa jadi dipengaruhi oleh bahan yang dianggap tidak biasa oleh masyarakat global, serta persepsi negatif terhadap konsumsi hewan yang jarang dimakan di banyak negara.

Daging kelelewar, yang memiliki tekstur dan rasa yang berbeda dari daging hewan yang lebih umum dikonsumsi, mungkin menjadi halangan bagi banyak orang yang belum terbiasa dengan cita rasa tersebut.

x|close