Ntvnews.id, Jakarta - Dokter Spesialis Paru & Pernapasan dari Eka Hospital Depok, dr. Gatut Priyonugroho, mengungkapkan bahwa bayi dan lansia termasuk kelompok rentan yang dapat mengalami infeksi paru-paru atau pneumonia akibat paparan virus Human Metapneumovirus (HMPV).
"Pada kasus parah bisa menyebabkan Pneumonia atau bronkiolitis, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan individu dengan sistem imun yang lemah," kata dr. Gatut Priyonugroho di Tangerang, Rabu.
Baca juga: BRIN: Masyarakat Belum Perluk Vaksin untuk Cegah HMPV
HMPV diketahui sebagai virus yang menyerang saluran pernapasan, khususnya pada individu dengan kekebalan tubuh yang lemah. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 dan dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas maupun bawah. Tingkat keparahan infeksi bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga komplikasi serius.
"Individu dengan penyakit kronis seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) rentan terkena infeksi HMPV, termasuk balita sehingga perlu kewaspadaan," jelasnya.
Gejala yang ditimbulkan virus ini meliputi pilek, batuk, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Selain itu, dapat muncul demam, sesak napas, mengi, dan rasa lelah. Tingkat keparahan gejala dapat berbeda tergantung pada usia dan kondisi kesehatan penderita.
Penularan HMPV terjadi melalui droplet yang tersebar di udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Kontak langsung seperti menyentuh tangan, wajah, atau benda yang terkontaminasi virus juga berpotensi menularkan penyakit ini.
"Penularan juga bisa dari permukaan yang terkontaminasi karena virus dapat bertahan di permukaan benda selama beberapa jam," ujarnya.
Untuk memastikan diagnosis HMPV, diperlukan pemeriksaan klinis yang dapat dikonfirmasi melalui tes laboratorium. Metode yang umum digunakan antara lain Tes PCR dan Tes serologi guna mendeteksi antibodi terhadap virus ini.
"Hingga saat ini, belum ada obat khusus atau vaksin untuk HMPV. Pengobatan yang ada berfokus pada meredakan gejala, seperti menggunakan obat penurun demam seperti paracetamol, memastikan hidrasi yang cukup. Menggunakan alat bantu pernapasan jika diperlukan, terutama pada kasus parah," tambahnya.
Langkah pencegahan menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko penularan. Beberapa tindakan preventif yang disarankan adalah mencuci tangan minimal 20 detik, menjaga jarak, menggunakan masker, serta rutin membersihkan permukaan dengan disinfektan.
"Meski gejalanya umumnya ringan, virus ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada kelompok rentan. Dengan menjaga kebersihan dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat, risiko infeksi HMPV dapat diminimalkan," pungkasnya.