Ntvnews.id, Jakarta - Cap Go Meh adalah salah satu perayaan penting dalam budaya Tionghoa yang menandai puncak rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.
Dikenal dengan festival lampion, tarian barongsai, serta sajian kuliner khas, Cap Go Meh bukan sekadar pesta meriah, tetapi juga penuh makna sejarah dan filosofi mendalam. Lantas, bagaimana sejarah Cap Go Meh bermula?
Asal-Usul Nama Cap Go Meh
Nama “Cap Go Meh” berasal dari dialek Hokkien:
- "Cap" berarti sepuluh
- "Go" berarti lima
- "Meh" berarti malam
Secara harfiah, Cap Go Meh berarti "malam kelima belas", yang merujuk pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Hari ini bertepatan dengan bulan purnama pertama dalam kalender lunar, melambangkan kesempurnaan, kebersamaan, dan harapan baru.
Baca juga: Terpopuler: Istri dr. Richard Lee Ikut Pindah Agama Hingga Makna Imlek bagi Masyarakat Tionghoa
Sejarah Cap Go Meh di Tiongkok Kuno
1. Awal Mula di Masa Dinasti Han (206 SM - 220 M)
Tradisi Cap Go Meh berakar dari masa Dinasti Han, lebih dari 2000 tahun lalu. Saat itu, Kaisar Han Ming mempromosikan ajaran Buddha di Tiongkok. Salah satu ajaran Buddha adalah menyalakan lampion sebagai simbol pencerahan. Sejak itulah, festival lampion menjadi bagian penting dari Cap Go Meh, melambangkan harapan untuk masa depan yang cerah.
2. Legenda Nian, Monster yang Ditakuti
Ada juga legenda tentang monster bernama Nian yang suka menyerang desa-desa setiap tahun baru. Warga desa menemukan bahwa Nian takut dengan warna merah, suara keras, dan cahaya terang. Sejak itu, orang-orang menyalakan kembang api, menggantung lampion merah, dan menampilkan tarian barongsai untuk mengusir roh jahat. Tradisi ini masih dijaga hingga sekarang dalam perayaan Cap Go Meh.
3. Cap Go Meh sebagai "Hari Valentine Tiongkok"
Di masa lampau, Cap Go Meh juga dikenal sebagai momen bagi para muda-mudi mencari jodoh. Perempuan Tiongkok yang biasanya dilarang keluar rumah diizinkan berjalan-jalan di malam Cap Go Meh, sambil membawa lampion warna-warni. Tradisi ini berkembang menjadi ajang pertemuan cinta, menjadikan Cap Go Meh mirip dengan "Valentine versi Tiongkok."
Makna Filosofis Cap Go Meh
Cap Go Meh bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial, seperti:
- Kesempurnaan: Bulan purnama melambangkan keutuhan dan keseimbangan dalam hidup.
- Harapan Baru: Lampion yang diterbangkan ke langit melambangkan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
- Kebersamaan: Tradisi makan bersama keluarga menunjukkan pentingnya menjaga hubungan harmonis.
Perjalanan Cap Go Meh ke Indonesia
Cap Go Meh dibawa ke Indonesia oleh para perantau Tionghoa pada abad ke-15. Seiring waktu, perayaan ini berbaur dengan budaya lokal, menghasilkan tradisi unik yang tidak ditemukan di Tiongkok.
1. Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat
Perayaan Cap Go Meh di Singkawang terkenal di seluruh dunia karena ritual Tatung, di mana peserta melakukan atraksi ekstrem untuk mengusir roh jahat. Tradisi ini menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya.
2. Lontong Cap Go Meh, Akulturasi Budaya Tionghoa-Jawa
Di Jawa, Cap Go Meh memiliki hidangan khas yaitu Lontong Cap Go Meh, perpaduan masakan Tionghoa dan Jawa yang kaya rasa. Ini menunjukkan bagaimana budaya Tionghoa beradaptasi dengan tradisi Nusantara.
Tradisi Cap Go Meh di Berbagai Negara
Selain di Indonesia, Cap Go Meh juga dirayakan meriah di berbagai negara:
- Malaysia: Penuh dengan festival lampion dan tarian naga di Penang dan Kuala Lumpur.
- Singapura: Festival Chingay yang megah menampilkan parade budaya dari berbagai etnis.
- Vietnam: Dikenal sebagai Tết Nguyên Tiêu, dirayakan dengan doa bersama di kuil-kuil Buddha.
Fakta Menarik Tentang Cap Go Meh
- Festival Lampion Tertua di Dunia: Cap Go Meh dipercaya sebagai asal-usul festival lampion di Asia.
- Simbol Keberuntungan: Warna merah yang mendominasi perayaan dipercaya membawa rezeki dan kebahagiaan.
- Hari Terakhir Pantangan Imlek: Cap Go Meh menjadi penutup masa pantangan yang dimulai sejak Tahun Baru Imlek.
Cap Go Meh adalah perayaan penuh makna yang sudah berlangsung selama ribuan tahun. Berawal dari tradisi Tiongkok kuno, Cap Go Meh kini berkembang menjadi festival lintas budaya di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di balik kemeriahan festival lampion, tarian barongsai, dan sajian khasnya, Cap Go Meh mengajarkan nilai-nilai penting tentang harapan, kebersamaan, dan cinta.
Perayaan ini bukan hanya warisan budaya, tetapi juga pengingat bahwa dalam setiap akhir, selalu ada harapan baru yang menanti untuk dirayakan.