Keseringan Menonton Video Pendek Bisa Turunkan Fokus Belajar Anak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Feb 2025, 04:00
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Dokter spesialis kesehatan jiwa lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Julian Raymond Irwen SpKJ membahas dampak buruk adiksi gadget dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di Tangerang, Banten, Kamis (6/2/2025). Dokter spesialis kesehatan jiwa lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Julian Raymond Irwen SpKJ membahas dampak buruk adiksi gadget dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di Tangerang, Banten, Kamis (6/2/2025). ((Antara) )

Ntvnews.id, Jakarta - Terlalu sering menonton video pendek, seperti reels di Instagram, dapat menurunkan minat anak untuk belajar dan memengaruhi sikap serta emosinya.

Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa dari Rumah Sakit Hermina Bitung, dr. Julian Raymond Irwen SpKJ, dalam wawancara, video dengan durasi singkat, cepat, dan terus berubah ini dapat menyebabkan anak mengalami overstimulasi, Kamis 6 Febuari 2025.

Baca Juga : Menkomdigi Akan Terapkan Pembatasan Akun Media Sosial Anak di Bawah 16 Tahun

Julian menjelaskan bahwa menonton video pendek dalam waktu lama dapat mengganggu fokus anak dalam proses pembelajaran.

Contohnya, anak akan sering menoleh ke kiri atau kanan ketika diajak berbicara, karena tidak terbiasa fokus pada satu objek. 

Emosinya juga lebih mudah meledak, terutama jika orang tua membatasi waktu bermain gawai. 

Lebih lanjut, Julian mengatakan ada penelitian yang menunjukkan anak yang kecanduan gawai bisa menunjukkan gejala seperti anak dengan gangguan ADHD, yakni kesulitan fokus akibat terbiasa dengan stimulasi yang tinggi.

Baca Juga : Kemkomdigi Wajibkan Platform Digital Punya Sistem Perlindungan Anak

Selain itu, minat anak untuk belajar dan membaca buku juga menurun, karena terbiasa melihat gambar bergerak dan berwarna dengan efek visual dibandingkan dengan buku pelajaran yang lebih sederhana, hitam putih.

“Anak jadi tidak tertarik untuk belajar, padahal belajar memerlukan fokus. Ketika mereka terbiasa dengan kontras yang sangat tinggi, video-video dengan kontras tinggi ini justru membuat mereka overstimulasi,” tambahnya.

Untuk menghindari hal tersebut, Julian menyarankan agar orang tua lebih aktif dalam mendampingi dan mengawasi anak untuk mencegah kecanduan gawai.

Salah satunya dengan melibatkan anak dalam aktivitas positif seperti membaca bersama, olahraga, atau mencari makanan lezat bersama, alih-alih terus bermain gawai.

Orang tua juga dapat memanfaatkan aplikasi kontrol orang tua untuk mengawasi aktivitas anak di internet, guna melindungi mereka dari konten negatif seperti pornografi dan judi online.

Baca Juga : Gila! Seorang Ayah Tembak Mati Anaknya Gegara Konten Tiktok

Gejala kecanduan gawai yang perlu diwaspadai antara lain anak yang mudah tantrum ketika waktu bermain dibatasi, perubahan emosi yang ekstrem, rela begadang hanya untuk bermain gawai, hingga kesulitan menghentikan kebiasaan berlama-lama. 

(Sumber Antara) 

x|close