Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru dari Monash University menemukan bahwa konsumsi telur berhubungan dengan penurunan risiko kematian pada lansia sehat dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi telur.
Studi ini melibatkan 8.756 individu berusia 70 tahun ke atas. Para peserta melaporkan sendiri frekuensi konsumsi telur mereka dalam tiga kategori: tidak pernah/ jarang (1-2 kali per bulan), mingguan (1-6 kali per minggu), dan harian (setiap hari/beberapa kali sehari).
Seorang dosen dari Sekolah Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan di Monash University sekaligus penulis utama penelitian ini mengungkapkan bahwa individu yang mengonsumsi telur 1-6 kali seminggu memiliki kemungkinan kematian lebih rendah. Risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular juga menurun hingga 29 persen.
Para peneliti menjelaskan bahwa telur adalah makanan kaya nutrisi dan protein. Telur juga mengandung vitamin B, folat, asam lemak tak jenuh, serta vitamin yang larut dalam lemak, seperti E, D, A, dan K. Selain itu, telur memiliki kolin serta berbagai mineral penting lainnya.
Ilustrasi olahraga (Pixabay)
"Telur juga merupakan sumber protein dan nutrisi yang mudah diperoleh bagi orang dewasa yang lebih tua, dengan penelitian menunjukkan bahwa telur merupakan sumber protein pilihan bagi orang dewasa yang lebih tua yang mungkin mengalami penurunan fisik dan sensorik terkait usia," katanya seperti dikutip di laman resmi Monash University, Rabu, 12 Februari 2025.
Pedoman Diet Australia dan American Heart Association (AHA) menyarankan orang dewasa dengan kadar kolesterol normal mengonsumsi hingga tujuh butir telur per minggu. Beberapa negara Eropa merekomendasikan batas konsumsi 3-4 butir per minggu.
AHA juga menyatakan konsumsi hingga dua butir telur per hari dapat diterima bagi orang dewasa yang lebih tua dengan kadar kolesterol normal.
"Penelitian sebelumnya telah mengamati risiko kematian lebih tinggi akibat konsumsi telur bagi mereka yang memiliki kolesterol tinggi. Karena itu, kami juga meneliti hubungan konsumsi telur dan kematian pada orang dengan dan tanpa dislipidemia (kolesterol tinggi yang didiagnosis klinis)," ucapnya.
Telur Setengah Matang (FreePik)
"Kami menemukan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 27 persen lebih rendah pada peserta dengan dislipidemia yang mengonsumsi telur setiap minggu dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi telur. Ini menunjukkan bahwa dalam kelompok studi ini, keberadaan dislipidemia tidak memengaruhi risiko yang terkait dengan konsumsi telur," kata Wild.
Studi ini juga meneliti kaitan konsumsi telur dengan angka kematian berdasarkan tingkat kualitas pola makan: rendah, sedang, dan tinggi.
"Studi ini menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua dengan kualitas makanan sedang hingga tinggi melaporkan risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular lebih rendah, masing-masing sebesar 33 persen dan 44 persen. Ini menunjukkan bahwa menambahkan telur ke dalam makanan berkualitas sedang dan tinggi dapat meningkatkan umur panjang," tulis para peneliti.
"Temuan ini dapat bermanfaat dalam pengembangan pedoman diet berbasis bukti untuk orang dewasa yang lebih tua."