Kenali Sejarah Nyepi Beserta Makna Filosofinya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Mar 2025, 15:15
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Perayaan Nyepi Perayaan Nyepi (Pinterest)

Ntvnews.id, Jakarta - Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Perayaan ini memiliki filosofi mendalam yang berakar dari ajaran agama Hindu dan menjadi momen refleksi bagi umatnya.

Dalam artikel ini yang diambil dari beberapa sumber, salah satunya adalah sumber Titib, I Made. Kebudayaan Hindu di Indonesia. Paramita, 2019 dan berikut ini pembahasan sejarah dan Makna Filosofinya.

Asal-Usul dan Sejarah Nyepi

Nyepi berasal dari kata "sepi," yang berarti sunyi atau hening. Hari raya ini dirayakan untuk menyambut Tahun Baru Saka, yang dipercaya bermula dari perhitungan kalender India kuno. Kalender Saka pertama kali diperkenalkan oleh Raja Kaniska I dari Kekaisaran Kushan sekitar tahun 78 Masehi.

Di Indonesia, khususnya di Bali, perayaan Nyepi telah menjadi bagian dari tradisi Hindu sejak masuknya agama Hindu ke Nusantara pada abad ke-4 hingga ke-5 Masehi. Hindu masuk ke Bali melalui kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha seperti Kerajaan Kutai, Tarumanagara, dan Majapahit. Seiring waktu, masyarakat Hindu di Bali mengadaptasi perayaan Tahun Baru Saka dengan cara yang lebih lokal, yaitu dengan melakukan ritual penyucian diri dan alam semesta melalui Nyepi. 

Baca juga: Kemenag Bali Tiadakan Pantauan Hilal Idul Fitri karena Bersamaan dengan Nyepi

Makna Filosofis Nyepi

Nyepi bukan sekadar hari libur, melainkan memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Hari ini dijadikan momen untuk melakukan introspeksi diri, membersihkan batin, dan menyeimbangkan kehidupan manusia dengan alam semesta. Nyepi mengajarkan prinsip Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan yang harus dilakukan selama perayaan:

  1. Amati Geni (tidak menyalakan api, termasuk listrik)

  2. Amati Karya (tidak bekerja atau melakukan aktivitas fisik)

  3. Amati Lelungan (tidak bepergian ke luar rumah)

  4. Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang atau melakukan hiburan)

Dengan menjalankan Catur Brata Penyepian, umat Hindu diharapkan dapat merenungi hidup, memperkuat hubungan dengan Tuhan, dan meningkatkan kesadaran spiritual.

Perayaan Nyepi sendiri dapat kita setahui sebagai hari raya Hindu yang tidak hanya bersejarah, tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur bagi kehidupan manusia. Perayaan ini mengajarkan pentingnya introspeksi, ketenangan batin, serta keseimbangan antara manusia dan alam. Dengan mempertahankan tradisi ini, umat Hindu di Bali dan seluruh dunia terus menjaga kearifan lokal yang sudah diwariskan sejak berabad-abad lalu.

(Sumber: Antara)

x|close