Ntvnews.id
Namun, di balik kenikmatan tersebut, banyak orang mengalami gangguan pencernaan seperti perut kembung, sembelit, atau bahkan diare. Apa penyebabnya? Simak ulasan berikut ini!
1. Konsumsi Makanan Bersantan dan Berlemak
Ilustrasi - Makanan Santan (Freepick)
Makanan khas Lebaran umumnya kaya akan santan dan lemak. Santan mengandung lemak jenuh yang sulit dicerna jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Akibatnya, pencernaan menjadi lebih lambat, yang dapat menyebabkan perut terasa penuh, kembung, dan bahkan sembelit.
Selain itu, makanan tinggi lemak juga dapat memicu diare, terutama bagi mereka yang memiliki sistem pencernaan sensitif atau mengalami intoleransi terhadap makanan berlemak.
2. Asupan Gula Berlebihan
Makanan Khas Indonesia (Pinterest)
Lebaran juga identik dengan berbagai kue kering dan minuman manis seperti sirup, es campur, dan kolak. Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan fermentasi dalam usus yang memicu produksi gas berlebih, menyebabkan perut kembung.
Selain itu, gula berlebih dapat menarik lebih banyak cairan ke dalam usus, yang berpotensi menyebabkan diare. Bagi penderita intoleransi fruktosa atau diabetes, lonjakan gula darah juga dapat memperburuk masalah pencernaan.
3. Kurangnya Asupan Serat
Ilustrasi makanan bergizi (Pexels)
Selama Lebaran, kebanyakan orang lebih fokus pada makanan berlemak dan tinggi karbohidrat, sementara konsumsi sayuran dan buah-buahan cenderung berkurang. Padahal, serat sangat penting untuk melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
Kurangnya serat dalam pola makan dapat menyebabkan tinja menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan, yang akhirnya memicu sembelit. Oleh karena itu, penting untuk tetap mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian.
Baca juga: 7 Mitos dan Fakta Tentang Makanan Khas Lebaran yang Perlu Anda Ketahui
4. Perubahan Pola Makan Secara Drastis
Ilustrasi - Pola Makan Tidak Sehat (Freepick)
Selama Ramadan, tubuh sudah beradaptasi dengan pola makan yang lebih teratur dan dalam jumlah yang lebih sedikit. Namun, ketika Lebaran tiba, banyak orang cenderung "balas dendam" dengan makan dalam jumlah besar dan frekuensi yang lebih sering.
Perubahan drastis ini dapat membuat sistem pencernaan bekerja lebih keras, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan yang berujung pada perut kembung, sembelit, atau diare.
5. Kurangnya Aktivitas Fisik
Ilustrasi - Berat Badan Naik (Freepick)
Saat Lebaran, aktivitas fisik cenderung berkurang karena lebih banyak waktu dihabiskan untuk bersantai dan berkumpul dengan keluarga. Padahal, gerakan tubuh sangat penting untuk melancarkan pencernaan.
Kurangnya aktivitas fisik dapat memperlambat pergerakan usus, menyebabkan makanan bertahan lebih lama di dalam saluran pencernaan, yang berujung pada sembelit dan perut kembung.
6. Dehidrasi atau Kurang Minum Air
cegah Dehidrasi (Pinterest/creativemarket.com)
Konsumsi makanan asin dan tinggi gula saat Lebaran dapat menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak cairan. Jika tidak diimbangi dengan minum air yang cukup, tubuh akan mengalami dehidrasi, yang dapat memperburuk sembelit.
Sebaliknya, bagi beberapa orang, konsumsi air dalam jumlah besar setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.
Setelah mengetahui penyebab perut kembung, sembelit, atau diare setelah Lebaran, kita jadi paham bahwa momen ini memang penuh kebahagiaan dengan berbagai hidangan lezat.
Namun, agar tetap nyaman, sebaiknya kita lebih bijak dalam mengonsumsi makanan. Menikmati hidangan khas Lebaran tetap boleh, asalkan tidak berlebihan dan tetap diimbangi dengan pola makan sehat.