Ntvnews.id, Jakarta - Sejumlah wisatawan asal Eropa membatalkan rencana liburan mereka ke Amerika Serikat secara massal. Langkah kontroversial yang diambil Presiden Donald Trump disebut-sebut menjadi salah satu faktor utama di balik keputusan tersebut.
Kebijakan tarif yang dinilai sembrono dan situasi politik-ekonomi yang tidak menentu di bawah kepemimpinan Trump telah membuat Amerika Serikat kehilangan minat dari sejumlah calon pelancong internasional.
Dilansir dari Financial Times, Selasa, 15 April 2025, terjadi penurunan signifikan dalam jumlah wisatawan asal Eropa yang datang ke AS dalam periode ini. Angka penurunan berkisar antara 17 persen hingga lebih dari 20 persen.
Data dari Administrasi Perdagangan Internasional (ITA) menunjukkan bahwa jumlah wisatawan dari Eropa Barat yang menginap setidaknya satu malam di Amerika pada bulan Maret turun sebesar 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Viral Turis Berhubungan Intim di Trotoar Jalan
Penurunan lebih dari 20 persen juga tercatat dari negara-negara seperti Norwegia dan Jerman.
Secara keseluruhan, total kunjungan wisatawan mancanegara ke Amerika Serikat merosot 12 persen secara tahunan pada bulan Maret. Ini merupakan angka penurunan terbesar sejak Maret 2021, saat industri perjalanan terguncang akibat pandemi Covid-19.
"Hanya dalam dua bulan [Trump] telah menghancurkan reputasi AS, yang ditunjukkan dengan berkurangnya kunjungan dari Uni Eropa ke AS," ujar Paul English, pendiri situs perjalanan Kayak.
"Ini bukan hanya merugikan ekonomi AS secara langsung, tetapi juga menciptakan kerusakan citra yang kemungkinan butuh waktu sangat lama untuk diperbaiki," tambahnya.
Sejumlah negara di Eropa bahkan telah memperbarui peringatan perjalanan mereka, menyampaikan adanya peningkatan risiko bagi warganya yang hendak bepergian ke AS.
Penurunan kunjungan ini membawa ancaman baru bagi sektor pariwisata AS, yang diketahui menyumbang sekitar 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang nilainya mencapai US$29 triliun (sekitar Rp487 kuadriliun).
Baca Juga: Geger Turis Suap Petugas Imigrasi Demi Lancar Berlibur
Riset dari Tourism Economics yang berbasis di Oxford juga menunjukkan bahwa jumlah wisatawan internasional yang diperkirakan mengunjungi AS sepanjang tahun 2025 turun sebesar 9,4 persen setelah Trump mengumumkan perang tarif baru pekan lalu.
Penurunan ini sebagian besar dipicu oleh memburuknya persepsi publik global terhadap AS, ketidakpastian ekonomi, kebijakan imigrasi yang ketat, serta nilai tukar yang kurang bersahabat.
Adam Sacks, Presiden Tourism Economics, menyatakan bahwa retorika agresif Trump terhadap negara-negara seperti Kanada, Uni Eropa, dan Greenland memberikan "dampak besar terhadap persepsi masyarakat dunia terhadap Amerika, yang kemudian turut memengaruhi keputusan untuk berwisata ke sana."
Trump sendiri sejak awal masa jabatannya telah berulang kali menyuarakan keinginan untuk mengakuisisi Greenland atau bahkan Kanada demi, katanya, "kepentingan nasional" AS, sebagaimana dilaporkan oleh RT.