Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah kabar menggembirakan datang dari dunia perfilman Tanah Air. Bluesheep Entertainment bersama Wokcop Pictures segera memulai proses syuting film "Jejak Pahit Si Kembang Gula" pada tanggal 16 April hingga 3 Mei 2025 di tengah pesona alam Jogja bagian barat.
Film ini bukan sekadar hiburan, tapi sebuah ajakan untuk merenung dan bertindak. Dengan sentuhan drama petualangan remaja yang menyentuh hati, film ini mengangkat isu genting: peredaran narkoba yang kini menyusup dalam bentuk permen dan jajanan anak-anak. Cerita ini menjadi pengingat bahwa ancaman bisa datang dari hal-hal yang tampak tak berbahaya.
Di balik layar, film ini digagas oleh Andri Putra sebagai Produser Kreatif dan Franklin Darmadi yang juga bertindak sebagai sutradara, dengan skenario ditulis oleh Dedey Natalia, serta diproduseri oleh Silvia Yunita dan Alfie Lim sebagai Produser Eksekutif.
Lewat kisah seorang guru dan para murid yang berjuang mencari teman mereka yang hilang saat berkemah, film ini memperlihatkan pentingnya solidaritas, keberanian, dan ketajaman moral anak-anak dalam menghadapi situasi berbahaya. Dengan cerita yang kuat dapat menyentuh hati siapa pun, dan film ini ingin menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran, khususnya untuk generasi muda.
produser, sutradara dan pemain film jejak pahit si kembang gula (istimewa)
Franklin Darmadi sendiri adalah seorang Sutradara iklan yang sudah berkecimpung selama puluhan tahun di industri iklan bersama Andri Putra. Franklin juga pernah menyutradarai Film Ekspedisi Madewa (2005) dan Medley (2007) mendirikan Wokcop Pictures sebagai wadah berkarya pekerja seni yang diharapkan bisa ikut meramaikan produksi film di tanah air.
Franklin Darmadi menyampaikan “Film Jejak Pahit Si Kembang Gula adalah tayangan keluarga yang sarat akan nilai-nilai positif dan pesan moral. Saya ingin film ini terasa ringan namun tetap menyentuh, tanpa kesan menggurui. Tantangan utama justru datang dari koordinasi antara pemain dan kru yang berasal dari Jakarta dan Jogja. Adegan luar ruang dan aksi juga memicu kreativitas kami agar film ini tampil kuat secara sinematik.”
Bukie B. Mansyur mengungkapkan “Saat pertama kali ditawari peran sebagai Pak Wira, saya langsung tertarik. Karakter ini sangat dalam secara emosional dan menjadi tantangan baru bagi saya, terutama karena ini pertama kali saya banyak berinteraksi dengan aktor-aktor anak. Saya merasa peran ini punya kedekatan emosional yang kuat dengan banyak orang. Kita semua punya kenangan tentang guru yang membekas di hati kita. Film ini bukan hanya soal akting, tapi pengalaman yang membuka cara pandang saya terhadap keluarga, hubungan antar manusia, dan kota Yogyakarta yang menyimpan banyak makna.”
Unang Bagito mengungkapkan “Saya sangat antusias ketika dipercaya memerankan Pak Kades. Setelah membaca naskahnya, saya sadar ini adalah cerita yang berbeda dan unik. Saya berharap film ini sukses dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Mari bersama-sama kita doakan agar proses produksi Jejak Pahit Si Kembang Gula berjalan lancar dan dapat segera hadir di layar lebar, menyapa penonton Indonesia dari
berbagai generasi.”
Film ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Dr. Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si, namun karena kesibukan Beliau diwakilkan kehadirannya oleh Kepala BNN Prov. DIY, Brigjen Pol Andi Fairan serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang melalui Prof. Warsito turut hadir dalam acara pemotongan tumpeng, sebagai bentuk dukungan terhadap misi film ini.
Deretan pemain yang terlibat:
- Bukie B. Mansyur sebagai Pak Wira, guru inspiratif dan pembina pramuka
- Unang Bagito sebagai Pak Kades
- Sarah Sechan sebagai Bu Kades
Pemeran cilik berbakat asal Yogyakarta antara lain:
- Aradhana Rahadi sebagai Bagas
- Maria Aurora Princesza Leticia sebagai Kirana
- Bebe Gracia sebagai Hanna
- Axandro Juliano sebagai Gerald
- Adimas Alby sebagai Adit, anak berkebutuhan khusus (autistik)