Ntvnews.id, Jakarta - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Sherry A. Ross, MD, mengungkapkan bahwa siklus haid dapat menjadi indikator penting untuk menilai kondisi kesehatan dan kesejahteraan perempuan secara menyeluruh.
Dalam wawancaranya yang dikutip dari Well and Good pada Selasa, 22 April 2025, waktu setempat, ia menjelaskan bahwa tekanan fisik maupun mental bisa berdampak pada keseimbangan hormon dalam tubuh. Ketidakseimbangan hormon tersebut berpotensi mengganggu proses ovulasi dan turut memengaruhi waktu serta durasi menstruasi.
Meski gangguan kesehatan ringan, seperti flu biasa, jarang menyebabkan perubahan pada siklus haid, penyakit yang lebih serius dapat memberikan dampak signifikan dan mengacaukan ritme menstruasi.
"Flu yang berlangsung lama, disertai mual, muntah, menggigil, dan demam tinggi dapat menunda menstruasi," ujar dokter Ross.
Meski tidak selalu bisa menghindari keterlambatan menstruasi akibat sakit, ada beberapa langkah yang bisa membantu memulihkan kondisi tubuh dan menstabilkan kembali siklus haid yang terganggu.
Menurut Dokter Sherry A. Ross, salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan menerapkan pola makan berbasis nabati. Diet ini sebaiknya mencakup beragam buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, serta sumber protein rendah lemak untuk mendukung keseimbangan hormon secara alami.
Baca juga: 7 Cara Melancarkan Haid Secara Alami dan Aman, Terbukti Efektif
Ia juga menekankan pentingnya menjaga hidrasi tubuh. Idealnya, perempuan perlu mengonsumsi antara 11 hingga 15 cangkir cairan setiap hari, baik dari minuman maupun makanan yang kaya air.
Tak hanya itu, olahraga rutin juga menjadi kunci. Latihan fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit per hari dapat membantu menjaga kesehatan secara menyeluruh. Ditambah lagi, menyisipkan aktivitas relaksasi dalam rutinitas mingguan, seperti meditasi atau yoga, sangat disarankan untuk membantu mengelola stres yang bisa memengaruhi siklus haid.
Sesekali mengalami keterlambatan menstruasi akibat stres atau flu biasanya bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
Namun, jika kondisi ini terjadi berulang kali, bisa jadi itu merupakan sinyal adanya gangguan kesehatan yang perlu ditangani.
Menurut Dokter Ross, jika keterlambatan haid berlangsung lebih dari dua hingga tiga bulan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ia juga menyarankan agar setiap perempuan rutin memantau siklus haid mereka. Dengan begitu, tanda-tanda ketidakteraturan dapat terdeteksi lebih awal dan tidak dibiarkan berlarut-larut.
(Sumber: Antara)