Otak Jadi Bolong-bolong Gegara Ada Makhluk Ini, Begini Kata Dokter Djaja Surya Atmadja

NTVNews - 8 Mei 2024, 14:17
Dedi
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Dokter Djaja Surya Atmadja Dokter Djaja Surya Atmadja (Tangkapan Layar: TikTok)

Ntvnews.id, Jakarta - Cacing pita merupakan hewan parasit yang berarti hewan tersebut akan memerlukan inang untuk bertumbuh dan berkembang biak. Makhluk hidup satu ini kerap menjadikan manusia serta hewan ternak seperti babi untuk menjadi inangnya. 

Kisah seseorang yang terkontaminasi parasit mematikan cacing pita ini diceritakan oleh dokter Djaja Surya Atmadja. Dalam sebuah podcast, ia bercerita tentang sebuah desa di Papua yang memiliki hobi mengonsumsi daging babi mentah hingga menyebabkan warga di sana meninggal dunia. 

“Teman saya ini dokter lulusan FK UI senior saya ditugaskan di Tiom, Irian Barat (Papua Barat). Di sana, sekali waktu dia masuk ke Puskesmas, setiap hari kan mereka suka ada upacara adat, nari-nari, namanya pesta ubi,” kata dr Djaja dilansir dari akun TikTok @x__indercover. 

Mereka awalnya menggali tanah yang dalam kemudian menaruh dedaunan, bara api, dan daging babi sampai beberapa layer. Setelah itu, warga setempat menari-nari mengelilingi bara api yang menyala tersebut sembari menyalakan api unggun. 

Tapi nahas, setiap kali upacara adat tersebut digelar, puskesmas tempat teman dr Djaja bekerja selalu didatangi banyak pasien keesokan harinya. Para pasien biasanya mengalami kejang-kejang dan masalah kesehatan yang lainnya. 

“Itu rame karena habis upacara adat sering ada yang kecelakaan orang tiba-tiba kejang-kejang masuk ke dalam bara api. Luka bakar, nyemplung. Nah, selain luka bakar sekali waktu ada orang yang sampai meninggal,” ungkap dokter yang menangani kasus Mirna Salihin itu. 

Ia menyebut bahwa sudah banyak dokter yang datang ke sana, tapi masalah tersebut tidak terselesaikan dan tidak mengetahui sebabnya apa. Suatu ketika, sang dokter meminta izin kepada keluarga pasien untuk melakukan autopsi di sana. 

Setelah keluarga mengizinkan, dokter tersebut mencari tahu penyebab meninggalnya warga di sana. Sang dokter melihat bahwa bagian tubuh pasien tampak baik-baik saja, tapi pada saat mengecek di bagian otak, ia terkaget-kaget melihat kondisi otak pasien. 

Ilustrasi Cacing Pita <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi Cacing Pita (Pixabay)

“Begitu di otopsi, dibuka semuanya normal kecuali dibuka kepala dan otaknya diambil dan dipotong bolong-bolong semua. Bolong seperti dimakan tikus atau seperti keju bolong-bolong. Nah begitu, dia inget pelajaran dosen parasitologi, jangan-jangan sistiserkosis,” paparnya. 

Sistiserkosis adalah keadaan dimana tubuh seseorang terjangkit cacing pita yang berasal dari daging babi. Cacing pita tersebut masuk ke dalam tubuh dan bersarang. Mereka biasanya akan langsung masuk ke bagian kepala atau otak manusia untuk berkembangbiak. 

“Habis begitu, dia ambil tinjanya, dia periksa dan ketemu telur-telur cacing pita babi, terjadi karena mereka masaknya nggak cukup matang,  Nah, itu masuk ke dalam badan, parasitnya itu sebagian membentuk kista di kepala,” ungkap dr Djaja. 

Sementara penyebab orang tersebut mengalami kejang-kejang karena kehilangan memori di otak sehingga melemparkan diri ke bara api. Sang dokter membuat aturan bahwa ketika ada yang mau periksa ke puskesmas harus periksa tinja terlebih dahulu. 

Benar saja, setelah melakukan pemeriksaan tersebut, sebagian besar orang di sana menderita cacing pita yang tinggi sehingga harus dilakukan pengobatan. Sejak saat itu, kejadian orang terjangkit cacing pita mulai berkurang hingga tidak terjadi lagi. 



x|close