Ntvnews.id, Jakarta - Pelatih Kesatria Bengawan Solo, Efri Meldi, menyatakan bahwa kurangnya komunikasi dalam koordinasi bertahan menjadi penyebab utama kekalahan timnya dari Satria Muda Pertamina Jakarta di Britama Arena, Jakarta, pada Jumat malam, 17 Januari 2025.
Menurut Efri, kekalahan 74-80 dari tim tuan rumah seharusnya bisa dihindari jika koordinasi dalam transisi dari menyerang ke bertahan dapat dioptimalkan, sehingga dapat mengantisipasi serangan cepat yang dilancarkan oleh tim asuhan Youbel Sondakh.
"Pelajaran yang saya dapat hari ini adalah tentang komunikasi. Kami memang kekurangan komunikasi dalam bertahan, itu saja sebenarnya," ujar Efri setelah pertandingan.
Dia menjelaskan bahwa rencana permainan yang diberikan kepada pemain berjalan dengan baik sejak kuarter pertama hingga pertengahan kuarter keempat, yang terlihat dari ketatnya pertandingan dengan kedua tim saling mengejar poin, bahkan sempat imbang 71-71.
Baca juga: IBL dan Perbasi Bentuk Tim Penugasan Perangkat Pertandingan untuk IBL 2025
Efri juga memberikan apresiasi terhadap kecerdikan pelatih Youbel Sondakh yang berhasil memanfaatkan kelemahan timnya dalam transisi dari menyerang ke bertahan, terutama ketika Kevin Moses Poetiray dan rekan-rekannya terlambat dalam posisi bertahan.
"Mereka tahu kami terlambat dalam transisi dari offense ke defense. Di situ mereka memanfaatkan kami," ujar pelatih yang sukses membawa timnya ke playoff IBL 2024 tersebut.
Pertandingan antara Satria Muda Pertamina Jakarta dan Kesatria Bengawan Solo berlangsung sangat ketat, tanpa ada pemain yang mencatatkan performa yang luar biasa.
Kedua tim juga sama-sama berhasil meraih 15 poin dari turnover yang dilakukan lawan.
Kekalahan ini membuat tim asuhan Efri Meldi gagal membalas kekalahan yang terjadi di putaran pertama playoff musim lalu, ketika mereka dihentikan oleh Abraham Damar Grahita dan timnya sebelum mencapai semifinal IBL 2024.
(Sumber: Antara)