Ntvnews.id
Sempat tertinggal di kuarter pertama, Prawira bangkit dan mengunci dominasi sejak kuarter kedua. BPJ sebenarnya tampil agresif di awal laga. Corey Raley Ross membuka skor dengan tembakan jarak menengah, disusul penetrasi cepat dari Yudha Saputera Yeremia dan eksekusi free throw Hendra Santosa. Kuarter pertama pun ditutup dengan keunggulan tipis BPJ, 16-15.
Namun, memasuki kuarter kedua, Prawira memperketat pertahanan mereka. Tekanan tinggi yang diberikan memaksa BPJ melakukan banyak turnover, sementara akurasi tembakan tuan rumah mulai menurun drastis. Hasilnya, Prawira menguasai kuarter kedua dengan skor 26-11, sekaligus membalikkan keadaan menjadi 41-27 saat turun minum.
Di kubu BPJ, Yudha Saputera tampil solid dengan 12 poin, sementara Nuke Giga berjuang di paint area dengan mencetak double-double, 16 poin dan 13 rebound.
Memasuki kuarter ketiga, BPJ mencoba mengejar ketertinggalan lewat serangan cepat. Corey Raley Ross tetap konsisten mencetak angka, dibantu kontribusi Kierell Green dengan 8 rebound dan Handri Satrya yang mencatatkan 4 assist dan 2 steal.
Baca juga: 3 Bintang Pelita Jaya Mundur dari IBL All-Star 2025
Namun Prawira terlalu tangguh malam itu. Brandis Raley Ross menjadi motor serangan dengan nyaris mencetak triple-double — 19 poin, 7 rebound, dan 10 assist yang membuat Prawira memperlebar keunggulan setelah menguasai kuarter ketiga 27-17.
Di kuarter penutup, dominasi Prawira kian tak terbendung. Meski Hendra Santosa berusaha memperkecil ketertinggalan dengan tambahan 8 poin, BPJ hanya mampu menambah 9 poin di kuarter ini. Prawira pun mengunci kemenangan telak 82-53.
Usai pertandingan, pelatih Prawira Bandung, David Singleton, mengaku puas dengan respons para pemainnya. Ia menilai Prawira bermain lebih komunikatif, disiplin, dan menunjukkan mental bertanding yang jauh lebih baik setelah kuarter pertama.
"Di kuarter kedua hingga keempat, kami bermain jauh lebih baik. Kami berbicara tentang standar dan tanggung jawab, dan anak-anak merespons dengan sangat baik," ujar Singleton.
Di sisi lain, pelatih BPJ, Oleh Halim, mengungkapkan bahwa kekalahan timnya disebabkan oleh kekalahan ukuran fisik dan kurang efektifnya serangan. Ia menilai anak asuhnya terlalu bergantung pada tembakan luar dan kurang agresif dalam menyerang ke dalam pertahanan lawan.
"Kami kalah size, jadi mereka banyak dapat 'second chance point'. Di offense, kami harus lebih berani 'attacking' , jangan hanya mengandalkan 'shooting' dari outside," kata Oleh Halim.
(Sumber: Antara)