Ntvnews.id, India - Ketegangan sosial di Bangladesh kembali memuncak setelah bentrokan besar yang menewaskan sedikitnya 98 orang, termasuk 14 petugas polisi, dan ratusan lainnya luka-luka.
Keributan yang terjadi pada hari Minggu, 5 Agustus 2024 waktu setempat ini, membuat jumlah total orang yang terbunuh sejak protes dimulai pada awal Juli menjadi sedikitnya 300 orang.
Mengutip dari India Today, bentrok pecah pada Minggu pagi antara pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina, dan pendukung partai berkuasa di berbagai wilayah Bangladesh.
Baca Juga:
Kerusuhan Bangladesh, 563 WNI Selamat
Petinggi HAM PBB Minta Bangladesh Ungkap Rincian Kekerasan dalam Demonstrasi
Akibat terjadinya bentrokan yang kian memanas, pemerintah mengambil tindakan, termasuk memutus layanan internet seluler dan memberlakukan jam malam untuk jangka waktu yang tidak ditentukan bagi warga.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (Antara)
Pemerintah Pusat telah “sangat menyarankan” warga negara India untuk tidak bepergian ke Bangladesh sampai pemberitahuan lebih lanjut dan pihak berwenang India di Bangladesh meminta warganya untuk “tetap waspada” mengingat situasi yang tidak menentu.
Selama protes, bentrokan terjadi antara polisi dan mahasiswa, dan pasukan keamanan menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan massa yang melakukan kekerasan.
Setelah kekerasan baru terjadi di Bangladesh, Kementerian Luar Negeri mengeluarkan peringatan kepada warga negaranya, meminta mereka untuk bersikap “sangat hati-hati” dan membatasi pergerakan mereka.
Mereka juga meminta warganya supaya tidak bepergian ke Bangladesh sampai pemberitahuan lebih lanjut.