300 Orang Lebih Ditangkap Buntut Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Agu 2024, 09:51
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kerusuhan Pecah di Inggris Usai 3 Anak Kecil Tewas Ditikam Kerusuhan Pecah di Inggris Usai 3 Anak Kecil Tewas Ditikam (IG: info,negri)

Ntvnews.id, London - Hampir 400 orang telah ditangkap oleh polisi terkait kerusuhan yang terjadi di berbagai kota di Inggris. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyebut para pelaku sebagai kelompok ekstremis sayap kanan.

Dilansir dari BBC,Selasa Kerusuhan bermula dari insiden penusukan fatal di Southport pada 29 Juli 2024. Banyak orang mengira bahwa penusukan tersebut dilakukan oleh seorang imigran Muslim, meskipun sebenarnya bukan.

Keesokan harinya, kerusuhan meletus, dengan masjid setempat menjadi sasaran kemarahan warga lokal.

Pada 31 Juli, aksi-aksi demonstrasi bernuansa anti-Muslim dan anti-imigran muncul di Hartlepool, Manchester, London, hingga Aldershot. Kerusuhan kemudian menyebar ke berbagai kota lainnya, termasuk insiden pembakaran mobil di Sunderland pada 2 Agustus.

Baca Juga: Kerusuhan di Inggris Menegang, KBRI Minta WNI Lakukan Hal ini

Pada 4 Agustus, sekitar 700 orang terlibat dalam kerusuhan di tempat penampungan pencari suaka di Rotherham, dengan upaya membakar gedung.

Menurut laporan dari AFP, sebanyak 378 orang telah ditangkap. PM Keir Starmer berjanji akan mempercepat penerapan sanksi kriminal terhadap para pelaku.

"Fokus saya adalah untuk memastikan bahwa kita menghentikan kerusuhan ini," ujar Starmer.

Starmer menyatakan bahwa dia akan memastikan para pelaku kerusuhan menanggung konsekuensi dari tindakan mereka.

Baca Juga: Korban Tewas Penikaman Anak di Inggris Bertambah Jadi 3 Orang

Kerusuhan ini dimulai dari penyebaran informasi salah atau hoaks yang menyebutkan bahwa penusuk di Southport adalah seorang Muslim, padahal tidak demikian. Hoaks ini tersebar luas melalui media sosial.

"Undang-undang pidana berlaku baik untuk tindakan yang dilakukan secara online maupun offline," ungkap Starmer.

Polisi menuding kekerasan tersebut terkait dengan kelompok English Defence League (EDL), sebuah organisasi anti-Islam yang didirikan 15 tahun lalu dan memiliki hubungan dengan hooliganisme sepak bola.

x|close