Ntvnews.id, London - Terjadi kerusuhan anti-imigran dan anti-Muslim di Inggris, yang memicu pemerintah Inggris untuk menyelidiki potensi keterlibatan negara asing dalam menyebarkan disinformasi yang memperburuk situasi.
Dilansir dari BBC, Rabu, 7 Agustus 2024, kerusuhan tersebut berlangsung selama beberapa hari terakhir, di mana demonstran sayap kanan menyerang masjid dan hotel yang menampung pencari suaka, serta bentrok dengan aparat kepolisian.
Situasi semakin memanas setelah terjadi penusukan yang menewaskan tiga bocah perempuan di sebuah kelas dansa di Southport, Inggris utara.
Baca Juga: Elon Musk Terseret Kasus Kerusuhan di Inggris, Kok Bisa?
Setelah kejadian tersebut, muncul informasi palsu di media sosial yang mengklaim bahwa pelaku adalah seorang migran Muslim dan pencari suaka, yang memicu unjuk rasa anti-Islam dan anti-imigran, serta menyebar ke kota-kota lain di Inggris.
Menurut laporan Politico, klaim palsu tersebut awalnya dipromosikan oleh "Channel3 Now", yang dulunya adalah saluran YouTube Rusia, sebelum informasi itu dihapus setelah ditonton oleh lebih dari 2 juta orang. Klaim ini juga didukung oleh beberapa influencer sayap kanan terkenal di Inggris, termasuk Andrew Tate dan Tommy Robinson.
Jacob Davey, Direktur Kebijakan dan Penelitian di Institut Dialog Strategis (ISD), mengatakan bahwa penyebaran informasi keliru ini secara online dan peran media sosial menjadi faktor kunci dalam memperburuk situasi.
Baca Juga: PM Inggris Gellar Rapat Darurat Bahas Solusi Kerusuhan Anti-Muslim
Pemerintah Inggris, yang sebelumnya menuduh negara-negara seperti Rusia memicu perselisihan, kini sedang menyelidiki seberapa besar peran negara-negara asing dalam mempromosikan klaim palsu tersebut. Badan Kejahatan Nasional (NCA) dan Departemen Sains, Inovasi, dan Teknologi (DSIT) juga turut melakukan penyelidikan, dengan fokus pada aktivitas bot online otomatis.
Juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengindikasikan adanya keterlibatan aktor negara dalam memperkuat disinformasi ini, meskipun ia tidak menyebutkan negara mana yang terlibat.