Ntvnews.id, Jakarta - Tembaga perunggu adalah logam yang dikenal karena kilauannya yang indah dan kekuatannya yang tahan lama. Namun, salah satu fenomena paling menarik dari logam ini adalah perubahan warnanya dari kilauan kuning atau kemerahan menjadi hijau seiring berjalannya waktu.
Proses perubahan warna ini disebabkan oleh oksidasi, reaksi kimia yang terjadi saat tembaga perunggu berinteraksi dengan oksigen dan air di lingkungan sekitar. Ketika tembaga perunggu terpapar udara dan kelembaban, logam ini mulai mengalami reaksi kimia dengan oksigen.
Reaksi ini menghasilkan berbagai senyawa, seperti tembaga oksida (CuO) dan tembaga hidroksida (Cu(OH)?). Pada tahap awal, permukaan tembaga perunggu akan tampak menggelap karena pembentukan lapisan tembaga oksida yang berwarna hitam.
Suasana Istana Negara dan Istana Garuda terlihat dari kawasan Sumbu Kebangsaan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom)
Selanjutnya, lapisan ini akan bereaksi dengan karbon dioksida (CO?) dan air (H?O) di udara untuk membentuk tembaga karbonat hidroksida (Cu?(OH)?CO?), yang dikenal sebagai patina.
Patina inilah yang memberikan warna hijau khas pada tembaga perunggu. Warna hijau ini tidak hanya memperindah penampilan, tetapi juga berfungsi sebagai lapisan pelindung yang mencegah korosi lebih lanjut, menjaga kekuatan dan keindahan logam tersebut.
Sementara itu, Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali adalah salah satu contoh terkenal dari penerapan tembaga perunggu dalam seni rupa. Patung raksasa ini menggambarkan dewa Wisnu yang menunggangi burung Garuda yang terbuat dari tembaga perunggu.
Garuda Wisnu Kencana (GWK) juga mengalami proses oksidasi secara alami. Warna hijau yang menghiasi patung GWK tidak hanya menambah estetika, tetapi juga memberikan kesan klasik dan keanggunan yang tak lekang oleh waktu.
Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali (Google Maps)
Patina hijau pada GWK mencerminkan keindahan alam dan kekuatan budaya Bali. Proses oksidasi yang terjadi pada patung ini adalah bukti bagaimana seni dan sains dapat berkolaborasi untuk menciptakan karya yang menakjubkan.
Tak hanya itu, Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menggunakan tembaga perunggu dalam arsitekturnya, mencerminkan keindahan dan kekuatan logam ini. Seiring berjalannya waktu, oksidasi tembaga perunggu pada istana ini akan menghasilkan patina hijau yang sama indahnya dengan yang ada di GWK.
Warna hijau ini melambangkan keberlanjutan dan keabadian, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga warisan budaya dan lingkungan. Proses oksidasi tembaga perunggu pada Istana Garuda juga menggarisbawahi konsep keberlanjutan yang diusung oleh IKN.
Patina hijau yang terbentuk secara alami adalah contoh bagaimana material yang dipilih dengan bijaksana dapat memperindah bangunan sekaligus memperkuat komitmen terhadap lingkungan.