Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin bersedia menengahi konflik antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hal tersebut disampaikan ketika Ma'ruf Amin meninjau Museum Gerabah Timbul Raharjo Kasongan, Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Baca Juga:
Viral Ibu-ibu Nekat Pakai Sepeda Motor Masuk Tol Wiyoto-Wiyono
"Kalau keinginan mereka itu untuk saya dimintai sebagai orang yang bagaimana meng-islahkan, mendamaikan dengan tulus dengan ikhlas, saya sangat bersedia," kata Ma'ruf Amin, Rabu 7 Agustus 2024, dilansir Antara.
Wakil Presiden Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma'ruf Amin di Nusantara Sharia Economic Forum (NUSHAF) 2024, Selasa, 30 Juli 2024. (Dokumentasi Nusantara Sharia Economic Forum (NUSHAF) 2024)
Ma'ruf Amin menuturkan lebih lanjut bahwa mendamaikan yang berseteru merupakan perintah agama. Terlebih ia juga merupakan salah satu pendiri PKB dan pengurus aktif PBNU.
"Apalagi saya juga terlibat dulu waktu pendirian (PKB), bahkan Ketua Dewan Syuro pertama itu saya, sebelum Gus Dur, tentu saya punya (kedekatan)," tutur Ma'ruf Amin.
Namun demikian, Wapres juga menegaskan akan menolak menjadi juru damai, jika kedua belah pihak mendekatinya sekadar mencari “peluru” untuk menyerang satu sama lain.
“Tapi kalau hanya nyari 'peluru', untuk menghantam yang satu, hanya minta dari saya tapi digunakan untuk peluru, untuk menghantam yang lain, saya tidak bersedia,” katanya tegas.
Selain itu juga, ia menegas lebih lanjut bahwa dirinya tidak ingin memicu konflik yang lebih besar antara dua organisasi yang besar ini.
"Tapi kalau saya dimintai untuk mendamaikan, mereka ingin berdamai mencari solusi, tentu saya sangat siap untuk melakukan itu," tutup Wapres berusia 81 tahun itu.