Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga mengumumkan rencana kerjasama dengan Korea Selatan untuk membangun terowongan bawah laut atau immersed tunnel di Ibu Kota Negara (IKN).
Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga, Wida Nurfaida, menyatakan bahwa infrastruktur immersed tunnel ini akan dibangun di Jalan Tol Akses IKN Segmen 4A dan 4B.
"Di sini terdapat rencana pembangunan immersed tunnel juga yang rencananya akan dikerjasamakan dengan pemerintah Korea Selatan," ujar Wida di Jakarta, Rabu.
Pembangunan immersed tunnel dirancang sebagai bagian dari Seksi 4 Jalan Tol IKN, sesuai dengan konsep forest city yang menjadi ciri khas IKN Nusantara.
Baca Juga: Kemensetneg Sediakan Bus Bagi Tamu Undangan Upacara HUT RI di IKN
Kementerian PUPR sebenarnya bisa membangun jembatan, namun demi menjaga lingkungan, immersed tunnel dipilih agar pengguna jalan tol bisa melintasi Teluk Balikpapan menuju Kawasan KIPP IKN Nusantara tanpa mengubah morfologi lingkungan.
Pemerintah berkomitmen untuk melindungi bekantan serta flora dan fauna endemik lainnya di sekitar Teluk Balikpapan. Oleh karena itu, Kementerian PUPR memilih immersed tunnel yang tidak mengganggu lingkungan fisik, seperti yang telah diterapkan di Geoje, Busan, Korea Selatan.
Teknologi immersed tunnel, yang sudah diterapkan di berbagai negara seperti terowongan Fehmarn di Eropa dan Geoje di Korea Selatan, biasanya digunakan sebagai alternatif jembatan yang melintasi wilayah perairan luas.
Baca Juga: Proses Oksidasi Tembaga Perunggu Seperti yang Terjadi di GWK, Bakal Dialami Istana Garuda IKN?
Berdasarkan Lampiran UU No. 3 Tahun 2022 tentang Rencana Induk IKN, pengembangan kawasan di IKN berlandaskan pada prinsip pembangunan yang memprioritaskan alam, teknologi, dan keberlanjutan lingkungan.
Perencanaan IKN juga dirancang dengan konsep berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan antara ekologi alam, lingkungan buatan, dan sistem sosial.
Selain itu, pengembangan IKN juga mempertimbangkan dampak urbanisasi dan cuaca ekstrem yang bisa meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan kekurangan air. Oleh karena itu, pengembangan Kawasan IKN menggabungkan tiga konsep perkotaan: forest city, sponge city, dan smart city.