Ntvnews.id, Jepang - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia memastikan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang dilaporkan menjadi korban dalam gempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo yang mengguncang barat laut Jepang pada Kamis sore waktu setempat.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa sebagai respons terhadap gempa tersebut, Kedutaan Besar RI di Tokyo dan Konsulat Jenderal RI di Osaka segera menghubungi masyarakat Indonesia yang berada di prefektur terdampak.
Baca Juga:
13 Agustus 2024, Presiden Jokowi Akan Kukuhkan Paskibraka di Istana IKN
Gempa 7.1 Magnitudo Guncang Jepang, Peringatan Tsunami Ditetapkan
"Hingga saat ini, belum terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban gempa," ucap Judha, dikutip dari Antara.
Gempa magnitudo 7.1 mengguncang wilayah timur Miyazaki, Kyushu, Jepang (BMKG)
Menurut data imigrasi Jepang, terdapat 2.099 WNI di Prefektur Oita, 1.869 WNI di Prefektur Miyazaki, 1.418 WNI di Prefektur Ehime, dan 836 WNI di Prefektur Kochi empat prefektur yang terkena dampak gempa.
"KBRI Tokyo akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan otoritas setempat serta komunitas Indonesia terkait kemungkinan adanya WNI yang terdampak," ujarnya.
Gempa yang terjadi pada pukul 16:43 waktu setempat (14:43 WIB) ini berpusat di daerah Hyuga Nada dengan kedalaman 30 kilometer. Gempa susulan hingga 5,0 magnitudo juga dilaporkan terasa di Prefektur Miyazaki dan Kagoshima.
Tsunami setinggi satu meter dilaporkan mempengaruhi Prefektur Kochi, Oita, Miyazaki, dan Ehime. Peringatan tsunami untuk Prefektur Miyazaki masih berlaku hingga saat ini.
Media Jepang melaporkan bahwa aktivitas kereta api berkecepatan tinggi dihentikan pasca-gempa, namun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Sendai dilaporkan tidak mengalami gangguan akibat gempa tersebut.