Ntvnews.id, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tetap bersikeras akan menyerang Rafah di Gaza Selatan meskipun mendapatkan kecaman dari sekutunya yaitu Amerika Serikat.
Dilansir dari The Guardian, Jumat 10 Mei 2024. Tampakan perundingan antara Israel dan Hamas untuk gencatan senjata tidak berjalan dengan baik.
Selain itu juga, Benjamin Netanyahu telah mengabaikan peringatan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Pemerintah AS mengancam jika Israel kembali menyerang Rafah, maka Biden akan memberhentikan pasokan senjata ke Israel.
"Kami harus berdiri sendiri, kami akan bertarung dengan kuku-kuku kami," kata Benjamin Netanyahu terkait rencana Amerika Serikat akan berhenti mengirimkan senjata ke Israel.
Brigade Palestina (Istimewa)
Sementara salah satu petinggi Amerika Serikat berharap ada sebuah terobosan diplomatik yang bisa melakukan negosiasi untuk gencatan senjata.
Namun oleh salah satu pejabat Israel yang enggan disebutkan namanya, menyampaikan bahwa pihaknya merasa keberatan terhadap Hamas dalam proses negosiasi gencatan senjata yang diadakan di Mesir.
Selain itu juga, delegasi Israel telah kembali dan akan melakukan serangan lagi ke Rafah serta bagian lain jalur Gaza seperti yang sudah direncanakan.
Sementara Gedung Putih mengkonfirmasi bahwa Direktur CIA, William Burns juga sudah meninggalkan Mesir yang ikut serta dalam proses negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun dirinya membantah bahwa proses tersebut tidak berjalan dengan baik.