Ntvnews.id, Jakarta - Tragedi senioritas di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) kembali menjadi sorotan publik. Baru-baru ini, terungkap bahwa keluarga korban senioritas yang terjadi pada Jumat, 3 Mei 2024 sore. Belum dihubungi oleh keluarga pelaku.
"Belum, sampai sekarang saya wajahnya saja belum tau, keluarganya, ibunya, ayahnya, atau mungkin keluarga besarnya, sama sekali tidak ada permintaan maaf ke keluarga kami," kata Nengah Rusmini, ibunda korban seperti dikutip dari Antara, pada Jumat, (10/5/2024).
Seorang taruna STIP tutup usia karena menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya. Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi korban dan keluarganya.
Hampir sepekan kejadian tersebut, tak satu pun keluarga dari pelaku berusaha menghubungi keluarga korban di Bali
"Sangat kecewa, keluarga pelaku tidak ada itikad baik sama sekali," ujar Rusmini
Keluarga Putu Satria, taruna STIP yang tewas akibat dianiaya seniornya, mengaku heran dan terpukul atas kejadian yang menimpa putra sulung mereka. Putu yang berusia 19 tahun dikenal sebagai siswa yang semangat dan menjadi panutan adik-adiknya.
Adik perempuan Putu, Kadek Ananta Pradnyaswari, saat ini duduk di kelas 2 SMA 2 Semarapura dan bercita-cita mengikuti jejak kakaknya untuk menempuh pendidikan di sekolah kedinasan. Semasa hidupnya, Putu selalu memberikan semangat dan arahan kepada Kadek.
Kehilangan sosok panutan ini menjadi pukulan berat bagi Kadek dan keluarga. Mereka berharap agar pelaku penganiayaan dapat dihukum seadil-adilnya.
"Artinya paling tidak kasih tau lah anaknya, ajarkan kasih sayang kepada anaknya, itu manusia bukan binatang, hal apa yang diajarkan sehingga kok bisa anak saya diperlakukan seperti itu," tutur ibunda korban sambil menahan tangis.