Ntvnews.id, Israel - Pesan teks dikirim ke warga Israel dengan nama dan alamat mereka yang berisi ancaman "kalian akan dikubur minggu depan”. Polisi mengatakan bahwa ini adalah pesan-pesan palsu, yang hanya bertujuan untuk menimbulkan kepanikan masyarakat selama perang.
Melansir dari The Jerusalem Post, polisi, Kementerian Komunikasi, dan Markas Besar Siber Nasional Israel langsung memblokir akun pengirim pesan tersebut dan melancarkan penyelidikan untuk mencari tahu siapa dalang pengiriman pesan tersebut.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak membalas pesan-pesan ini, mengabaikannya, dan jika memungkinkan, memblokir nomor pengirim pesan tersebut,” Ynet mengutip pernyataan polisi pada Senin, 12 Agustus 2024.
Warga Sipil Israel Hadang dan Rusak Bantuan untuk Gaza (Tangkapan Layar: Reuters.com/Emily Rose)
“Serangkaian pesan semacam ini merupakan tindak pidana yang dapat dihukum penjara. Kami akan menangani siapa pun yang mengambil bagian dalam kegiatan menghasut atau menyebarkan kepanikan di masyarakat selama perang.”
Salah satu orang yang menerima salah satu pesan ini mengatakan kepada Ynet bahwa dia merasa terkejut atas kemunculan pesan tersebut. Ia sempat beberapa kali melihat pesan tersebut tapi tidak percaya dan tidak paham apa yang ada dalam pesan tersebut.
“Saya tidak kenal siapa pun yang membenci saya, saya belum pernah mengalami hal seperti ini. Saya berusia 67 tahun, bekerja, memiliki keluarga, dan syok. Saya khawatir ini adalah ancaman yang dikirim. sebagai bagian dari ancaman nasional yang kita hadapi saat ini. Ini benar-benar dipicu oleh kecemasan,” ungkapnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Dok.Antara)
Ini bukan pertama kalinya warga Israel menerima pesan teks ancaman tanpa nama. Laporan Ynet lainnya dari bulan lalu memperlihatkan lusinan orang Israel yang bekerja di media menerima telepon dari sebuah kelompok yang diidentifikasi sebagai "Anonymous for Justice".
Sejak itu, pesan WhatsApp dan Telegram juga dikirimkan ke individu yang sama. “Kami meretas Kementerian Pertahanan Israel dan menerbitkan beberapa dokumen paling rahasianya,” Ynet mengutip kelompok tersebut.