Ntvnews.id, Jakarta - Tim relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) berhasil masuk ke Jalur Gaza dan bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Palestina.
Dalam konferensi pers yang digelar Senin, 12 Agustus 2024, tim MER-C tiba pada Jumat, 9 Agustus 2024 bersama konvoi PBB.
Kepala Emergency Medical Team (EMT) 5, Dokter spesialis bedah syaraf Dani Kurniadi menceritakan sekilas perjalanan mereka menuju RS Indonesia.
Dikatakan, tahapan yang harus dilalui cukup menantang, di mana mereka harus melewati sejumlah pos pemeriksaan yang dijaga ketat oleh militer Israel.
Laporan situasi di RS Indonesia di Gaza (NTVNews.id/ Adiansyah)
Dani mengatakan, saat tiba di Rumah Sakit Indonesia yang ada di Gaza, ada beberapa korban yang sedang menjalani perawatan akibat serangan Israel.
Baca Juga:
Tim MER-C Tiba di RS Indonesia Gaza Utara, Bertugas Selama 1 Bulan
Israel Lakukan Pembantaian ke Sekolah di Gaza Palestina, Ini Respons AS
Di antaranya ada satu orang bayi dan empat orang lainnya yang mengalami luka pada bagian kepala.
Keesokan harinya pada Sabtu, 10 Agustus 2024, EMT 5 bertemu direktur RS Indonesia, berdiskusi seputar situasi dan kondisi, berkeliling memeriksa keadaan rumah sakit.
Dani menjelaskan, kerusakan yang terjadi di Rumah Sakit Indonesia dibagi menjadi dua, yakni struktur bangunan dan sarana.
"Secara umum kerusakan kita bagi dua. Kerusakan struktur dan kerusakan sarana dan prasarana, termasuk alat-alat Kesehatan," kata Dani.
"Kalau struktur bangunan, sebenarnya kalau kerusakan yang terjadi itu tidak terlalu, struktur bangunan lebih ke akses, jalan-jalan rusak," jelasnya.
Ketua Presidium MER-C DR. Sarbini Abdul Murad (NTVNews.id/ Adiansyah)
Kata Dani, banyak sekali bangkai-bangkai kendaraan di sekitar rumah sakit, sehingga menyulitkan akses ke rumah sakit.
"Kerusakan lainnya bekas roket, bekas kebakaran di atas di lantai tiga. Struktur bangunan masih cukup bagus hanya beberapa retak," katanya lagi.
"Kemudian kerusakan lainnya adalah sarana dan prasarana, setelah kami survei keseluruhan yang paling membutuhkan adalah sumber listrik," terangnya lagi.
"Kalau malam pakai generator, kalau siang pakai panel," sambungnya.
Diceritakan Dani, saat dating lampu dalam keadaan mati sedangkan kala itu operasi sedang berjalan.
"Itu operasi disenter pakai lampu HP. Seperti itulah situasi. Listrik sering mati," kata Dani Kurniadi.