Ntvnews.id, Jakarta - Kiai, santri, dan anggota Banser Nahdlatul Ulama (NU) diserang oleh orang tak dikenal (OTK) di Karawang pada Sabtu (10/8/2024). Ketua Umum (Ketum) PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meminta Ansor dan Banser untuk menahan diri. Pihaknya pun berharap polisi dapat mengungkap tuntas kasus pengeroyokan tersebut.
"Saya sebagai Ketum PBNU menginstruksikan kepada seluruh jajaran NU dan kepada khususnya jajaran GP Ansor dan Banser untuk menahan diri dan mempercayakan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada pihak kepolisian. Tidak boleh bertindak sendiri-sendiri, tidak boleh bereaksi apapun, semua harus disiplin untuk taat kepada hukum," ujar Gus Yahya, Senin (12/8/2024).
Baca juga: Sosok Mahmoud Al-Habbash, Penasihat Presiden Palestina yang Sambangi PBNU
"Begitu juga kepada warga NU pada umumnya saya mengimbau agar juga melakukan cooling down terhadap permasalahan ini," imbuhnya.
Gus Yahya mengakui, ada kelompok yang berseberangan dengan NU. Namun ia meminta perbedaan bukan dijadikan alat untuk saling melakukan tindakan negatif.
"Kita tahu ada kelompok-kelompok yang berbeda, yang bersebrangan soal ini. Kami mengimbau kepada warga NU untuk mengingatkan persaudaraan di antara kita semua, apapun pandangan yang kita miliki," tuturnya.
"Dan mari kita terus menjaga persaudaraan di antara kita ini dan menghormati perbedaan di antara kita," sambungnya.
Ia pun meminta kepada warga NU tak mengeluarkan pernyataan yang semakin memperkeruh suasana. Gus Yahya juga berharap peristiwa ini menjadi pelajaran.
"Dan tidak melanjutkan artikulasi-artikulasi yang saling memanasi, saling mencemooh, apalagi saling mencaci maki di antara sesama warga NU, apapun masalahnya," kata dia.
"Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran buat kita semua khususnya buat warga NU bahwa masalah ini tidak boleh terus menerus dilakukan, tidak boleh terus dilanjutkan," tuturnya.
Ia juga meminta semua pihak menjaga situasi Indonesia tetap damai. Gus Yahya ingin seluruh pihak saling menghargai perbedaan yang ada.
"Tentu saja, kita meminta kepada pihak-pihak terkait, apakah merasa NU atau tidak untuk juga ikut bertanggung jawab menjaga suasana, kondusifitas masyarakat. Tidak melakukan artikulasi-artikulasi dan membuat pernyataan yang tidak-tidak yang dapat memicu reaksi emosional dari pihak lain," tandasnya.