Ntvnews.id, Semarang - Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Seorang mahasiswa kedokteran ditemukan meninggal dunia akibat bunuh diri di Lempongsari, Kota Semarang. Ia ditemukan di kamar kosnya pada malam hari, Senin, 12 Agustus 2024, sekitar pukul 23.00 WIB.
Korban bernama dr. Aulia Risma Lestari (30), seorang dokter yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip). Berikut ini adalah rincian fakta mengenai kasus tersebut:
1. Penyuntikan Obat Penenang
Ilustrasi depresi (Freepik)
Penyelidikan oleh kepolisian mengungkap bahwa korban mengakhiri hidupnya dengan menyuntikkan obat penenang. Hal ini diduga terkait dengan kasus perundungan yang dialaminya. “Korban ditemukan dengan kondisi wajah dan paha membiru, seperti posisi tidur miring,” ujar Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono pada Rabu, 14 Agustus 2024.
2. Ditemukan di Kamar Kos
Kecurigaan muncul ketika kekasih korban beberapa kali mencoba menelepon tanpa mendapatkan jawaban. Pintu kamar kos dikunci dari dalam. “Kekasihnya telah mencoba menghubungi sejak pagi, namun tidak ada respon, meski notifikasi WhatsApp terus masuk,” kata Kapolsek.
Kekasih korban kemudian meminta bantuan temannya di Semarang untuk memeriksa kamar kos di Tembalang, namun tidak berhasil. Akhirnya, bersama ibu kos, mereka mencoba membuka pintu dengan kunci cadangan yang gagal. Setelah memanggil ahli kunci, pintu berhasil dibuka dan ditemukan korban sudah meninggal dunia.
3. Penyebab Kematian
Ilustrasi Jarum Suntik atau Menyuntik (Pixabay)
Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan melibatkan tenaga medis, Kompol Agus mengungkapkan bahwa penyebab kematian adalah suntikan obat penenang yang dilakukan sendiri oleh korban. “Saya tidak bisa menyimpulkan sendiri; penjelasan dari dokter menyebutkan bahwa obat tersebut adalah pelemas otot yang seharusnya diberikan lewat infus,” jelasnya.
4. Keluh Kesah Korban Tentang Senior
Di kamar kosnya ditemukan buku harian yang berisi keluh kesah korban mengenai kesulitan menjadi mahasiswa kedokteran dan masalah dengan seniornya. “Korban sempat meminta untuk mengundurkan diri. Menurut ibunya, korban sudah banyak curhat. Salah satu penyebabnya mungkin adalah tekanan dari senior yang sering memberikan perintah,” ujar Kompol Agus.
5. Penyelidikan Polisi
Ilustrasi Wanita Depresi Hingga Bunuh Diri (Pixabay)
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang menyelidiki kematian korban yang terjadi pada Senin. Sementara itu, informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa kematian disebabkan oleh suntikan obat.
"Kami masih menyelidiki karena ada informasi bahwa korban sakit," kata Andika. “Kami masih memverifikasi informasi tentang perundungan tersebut,” tambahnya.
6. Kemenkes Hentikan Prodi Anestesi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengambil langkah tegas terkait kasus dugaan perundungan yang menyebabkan bunuh diri mahasiswa PPDS Anestesi. Kemenkes mengirimkan surat kepada Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi.
“Menyusul dugaan perundungan di Program Studi Anestesi Undip yang mengakibatkan bunuh diri, kami meminta agar program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi dihentikan sementara sampai investigasi dilakukan dan langkah-langkah pertanggungjawaban disusun,” ujar Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.