Ntvnews.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pernah mengungkapkan kemungkinan terjadinya gempa besar di Indonesia. Dua wilayah yang dapat menjadi sasaran dari gempa megathrust adalah Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Informasi ini menjadi viral di media sosial serta pemberitaan, dan menimbulkan berbagai komentar netizen yang menunjukkan kekhawatiran. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, segera memberikan klarifikasi terkait pernyataan tersebut.
Tujuan klarifikasi ini adalah untuk mencegah kepanikan berlebihan di masyarakat dan agar mereka dapat lebih siap dan memahami langkah mitigasi jika bencana benar-benar terjadi, guna mengurangi risiko korban jiwa akibat kurangnya pemahaman.
Gempa Bumi di Kepulauan Mentawai. (BMKG)
Daryono menjelaskan bahwa diskusi mengenai potensi gempa di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut bukanlah hal baru bagi para peneliti. Diskusi ini telah berlangsung lama, bahkan sebelum gempa dan tsunami Aceh pada tahun 2004.
"Muncul lagi pembahasan potensi di zona megathrust saat ini, bukanlah bentuk peringatan dini yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian, BMKG hanya mengingatkan kembali keberadaan zona itu," kata Daryono dalam keterangannya.
Daryono mengungkapkan bahwa para ahli mengatakan tidak ada gempa besar atau celah seismik yang berlangsung selama ratusan tahun di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana alam di masa mendatang.
Celah seismik perlu diwaspadai karena berpotensi melepaskan energi gempa yang signifikan kapan saja sehingga masyarakat yang berada di sekitar kawasan juga perlu berhati-hati.
Logo Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) (Instagram/@bmkg)
"Rilis kami yang menyatakan gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tinggal menunggu waktu, karena wilayah itu sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar. Bukan berarti segera akan terjadi dalam waktu dekat," ucap Daryono.
Lebih lanjut, Daryono menyebutkan bahwa belum ada pengetahuan ataupun teknologi yang tepat dan akurat untuk memprediksi kapan terjadinya gempa. BMKG pun tidak mengetahui kapan gempa tersebut bakal terjadi meskipun sudah mengetahui potensinya.
"Informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah-olah terjadi dalam waktu dekat,” ungkap Daryono menjelaskan.