Ntvnews.id, Semarang - Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Seorang mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) berusia 30 tahun ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya. Mahasiswa yang bernama Aulia Risma Lestari tersebut diduga melakukan bunuh diri.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menyelidiki dugaan adanya perundungan yang dialami oleh Aulia. Perundungan atau bullying ini diduga dilakukan oleh senior terhadap Aulia.
"Informasi perundungan (bullying) dan sebagainya masih kita cek karena yang bersangkutan infonya sakit dan yang bersangkutan ikut beasiswa. Makanya mending kita dalami dulu yang bersangkutan informasinya sudah nggak kuat lagi atau bagaimana kita cek dulu benar apa nggaknya," ungkapnya dilansir pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Ilustrasi garis polisi. (Pixabay)
Sementara itu, Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan bahwa Aulia sebelum tewas sempat bercerita kepada sang ibunda mengenai beban kuliah dan bahkan urusan dengan seniornya sehingga dia sempat mengajukan untuk resign.
“Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat, sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras,” terang Agus kepada awak media.
Setelah kejadian tersebut, orang tua korban juga disebut langsung mendatangi lokasi kejadian. Pihak keluarga juga meminta agar jenazah Aulia langsung dibawa pulang tanpa diautopsi.
Ilustrasi Wanita Depresi Hingga Bunuh Diri (Pixabay)
Korban tewas setelah menyuntikan obat penenang di tubuhnya sendiri. Korban yang merupakan ASN salah satu rumah sakit di kawasan Tegal itu ditemukan tewas dengan wajah kebiruan dan posisi miring seperti seseorang yang sedang tidur.
Agus mengatakan bahwa laporan ini berawal dari kecurigaan karena korban tidak dapat dihubungi sejak pagi oleh sang kekasih. Ketika itu, kamar kos korban terkunci dari dalam dan rekan korban sempat mengira yang bersangkutan tak ada di kamar.
“Pagi jam 7 atau jam 8 itu pacarnya telepon, ditelepon nggak diangkat-angkat padahal berdering. Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin dikos-kosan Tembalang sana, dicek ke Tembalang sana kosong. Akhirnya balik lagi ke sana (Lempongsari) dicek sama ibu kosnya mau dibuka pakai kunci serep nggak bisa karena dikunci dari dalam, akhirnya panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal,” ujarnya.