Ntvnews.id, Berlin - Jerman bergabung dengan gelombang kecaman internasional terhadap tindakan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, setelah ia memimpin ratusan pendukung ultranasionalis religius mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa.
Kompleks ini merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam dan juga sangat penting dalam Yudaisme karena dua kuil Yahudi pernah berdiri di sana.
Dilansir dari reuters, Jumat, 16 Agustus 2024, Ben-Gvir, yang sebelumnya pernah mengunjungi situs tersebut, mengkritik kesepakatan dengan otoritas Muslim yang mengelola tempat itu sebagai "rasis" dan anti-Yahudi.
Baca Juga: Pilu! Bayi Kembar di Gaza Tewas Dalam Serangan Israel saat Ayahnya Sedang Ambil Akta Kelahiran
Biasanya, umat Yahudi dan non-Muslim lainnya hanya diizinkan mengunjungi pada waktu tertentu tanpa menampilkan simbol agama atau berdoa di sana.
Warga Palestina khawatir bahwa Israel, yang bertanggung jawab atas keamanan situs tersebut, berencana memperluas kontrolnya di sana.
Selama kunjungannya, Ben-Gvir menyerukan agar umat Yahudi diizinkan berdoa di situs itu. Ia juga menentang negosiasi dengan Hamas terkait gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di wilayah Palestina tersebut.
Baca Juga: Serangan Udara Israel ke Gaza, Seorang Bayi Berhasil Diselamatkan dari Reruntuhan
Tindakan Ben-Gvir menuai kecaman internasional, tidak hanya dari negara-negara mayoritas Muslim, tetapi juga dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB.
Jerman menyebut tindakan Ben-Gvir sebagai provokasi yang memperparah ketegangan di situs tersebut dan mengancam keamanan di Yerusalem, Tepi Barat, dan Israel.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, serta Kementerian Luar Negeri Prancis dan AS, juga mengutuk tindakan tersebut, dengan PBB menegaskan penolakannya terhadap setiap upaya untuk mengubah status quo di situs suci itu.