Tanggapi 'Lawan Kotak Kosong' Pilkada, AHY: Bagusnya Kompetisi yang Sehat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Agu 2024, 07:50
Moh. Rizky
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi soal peluang munculnya 'melawan kotak kosong' di Pilkada 2024. Ia secara pribadi lebih memilih kompetisi yang sehat, atau adanya kandidat melawan kandidat lain di pilkada.

Mulanya, AHY membahas soal syarat untuk mencalonkan diri di pilkada. Hal itu, kata dia adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap bakal calon kepala daerah. 

"Tentang fenomena 'lawan kotak kosong'. Jadi begini, kita belum tahu secara pasti mana saja daerah yang tidak ada lawannya begitu, kotak kosong. Memang sebetulnya ini juga merupakan realitas, konsekuensi dari sistem politik, sistem pemilu dan Pilkada yang kita anut. Ada presentase threshold yang harus dipenuhi 20 persen," ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2024).

AHY mengatakan, bisa saja seseorang yang memiliki kapasitas mumpuni gagal maju lantaran sistem tersebut. Sehingga, peluang suatu koalisi menghadapi kotak kosong pun terjadi.

"Memang demokrasi kita tidak sempurna juga. Artinya selalu membuka ruang, ya tadi ada yang sangat kuat, sangat dominan, ada yang tertinggal. Bahkan tidak mendapatkan tiket," kata AHY.

"Padahal mungkin seseorang dianggap punya kapasitas dan punya kepantasan untuk menjadi kandidat. Tapi realitasnya, ia tidak didukung oleh partai-partai politik yang cukup memenuhi threshold atau tidak bisa mencukupi persyaratan, tidak bisa memenuhi persyaratan, maju sebagai calon independen. Akhirnya terjadi kotak kosong," sambungnya.

AHY memandang, baiknya setiap partai politik dapat menyajikan kompetisi yang sehat. AHY beranggapan akan bagus apabila ada kandidat lebih dari satu dari kontestasi pilkada.

"Kalau boleh memilih, bagusnya memang kompetisi itu kalau saya pribadi kompetisi yang sehat A lawan B. Koalisi A lawan koalisi B. Atau dua kandidat atau tiga kandidat, atau berapapun yang memang dikehendaki rakyat," papar AHY.

"Karena pada prinsipnya, yang punya kuasa dalam demokrasi dan politik di negeri kita, ya rakyat. Tetapi memang ada mekanisme partai politik, ada mekanisme persyaratan pilkada yang tadi saya sampaikan, mungkin pada sejumlah situasi, tidak bisa menghadirkan kompetisi yang tadi saya sampaikan. Akhirnya melawan kotak kosong," sambungnya.

x|close