Ntvnews.id, India - Pengadilan Tinggi Kolkata kembali mengkritik keras pemerintah Benggala Barat terkait insiden pemerkosaan dan pembunuhan di Rumah Sakit RG Kar Medical College. Ketegangan meningkat setelah pengadilan memutuskan bahwa penyelidikan terhadap aksi vandalisme di rumah sakit tersebut akan diserahkan kepada Biro Investigasi Pusat (CBI).
Melansir Times of India, insiden yang memicu protes besar-besaran ini bermula dari pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang, Moumita Debnath, yang menyulut kemarahan ribuan orang. Protes yang terjadi pada 14 Agustus lalu berubah menjadi kerusuhan ketika sekitar 7000 orang menyerang rumah sakit.
Meskipun polisi berusaha mengendalikan situasi dengan menembakkan gas air mata, mereka kewalahan dan gagal mencegah kerusakan yang terjadi. Pengadilan menyatakan ketidakpuasannya terhadap ketidakmampuan aparat untuk melindungi diri mereka sendiri, apalagi melindungi para dokter dan pasien di rumah sakit tersebut.
Dokter di India tewas usai diduga diperkosa banyak pria (X @kegblgnunfaedh)
"Jika polisi tidak bisa melindungi diri mereka sendiri, bagaimana mereka bisa diandalkan untuk melindungi orang lain?" tanya Ketua Hakim TS Sivagnanam saat memimpin sidang bersama Hakim Hiranmay Bhattacharya.
Pemerintah negara bagian menyatakan bahwa polisi terluka dalam upaya mereka mengendalikan kerusuhan, dengan 15 petugas mengalami cedera, termasuk seorang Wakil Komisioner Polisi yang mengalami luka serius.
Namun, pengadilan mempertanyakan mengapa intelijen polisi tidak mendeteksi potensi kerusuhan ini sebelumnya, mengingat besarnya massa yang berkumpul. Pengadilan juga mengkritik pemerintah karena tidak memberlakukan larangan berkumpul di bawah Pasal 144 KUHAP, yang mungkin bisa mencegah terjadinya kerusuhan.
Sanjay Roy Pelaku Utama Pemerkosaan Dokter di India (Pakistan Today)
Selain itu, pengadilan mengkritik keputusan pemerintah untuk membongkar sebagian bangunan rumah sakit setelah kasus ini diserahkan kepada CBI. Tindakan ini dinilai tidak tepat waktu dan mencurigakan. "Mengapa ada kebutuhan mendesak untuk renovasi saat penyelidikan sedang berlangsung?" ujar Ketua Hakim Sivagnanam dengan nada marah.
Pengadilan kemudian menyerahkan penyelidikan atas serangan massa di rumah sakit tersebut kepada CBI. Diharapkan, investigasi ini dapat mengungkap fakta-fakta yang terjadi dan memastikan bahwa para pelaku kekerasan ini dihukum dengan setimpal.
Pengadilan juga memerintahkan polisi untuk mencatat seluruh rangkaian peristiwa yang mengarah pada insiden tersebut dan meminta tim investigasi CBI untuk memberikan laporan sementara mengenai kemajuan penyelidikan. Pengadilan menekankan pentingnya penegakan hukum yang kuat untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.