Fakta-fakta Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

NTVNews - 12 Mei 2024, 15:03
Alber Laia
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Bus pariwisata yang kecelakaan di Subang, Jawa Barat. (Antara) Bus pariwisata yang kecelakaan di Subang, Jawa Barat. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Sekitar pukul 18.45 WIB, bus rombongan SMK Lingga Kencana mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat.

Bus yang mengangkut siswa, guru dan staf ini diduga mengalami rem blong, bus lalu oleng ke kanan sehingga menabrak 3 kendaraan dan terguling.

Kecelakaan ini merenggut 11 nyawa, terdiri dari 7 siswa, 3 guru, dan 1 staf. 48 orang lainnya mengalami luka-luka, 32 di antaranya dirawat di RSUD Subang dan 16 di RSUD Cierum.

Beberapa korban luka-luka mengalami patah tulang dan luka serius lainnya.

Berikut Fakta-fakta Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Bus wisata oleng dan terguling

Menurut informasi kecelakaan bermula dari bus yang oleng di tengah jalan.

"Kendaraan Bus Trans Putera Fajar AD-7524-OG dating dari arah selatan menuju utara pada saat melaju pada jalan yang menurun oleng ke kanan menabrak kendaraan Feroza dari arah berlawanan," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast, Sabtu (11/5/2024).

Kecelakaan terjadi sekira pukul 18.45 WIB. Setelah bus oleng dan menabrak mobil, kendaraan tersebut kemudian terguling hingga menabrak tiga sepeda motor yang parkir di bahu jalan.

"Bus terguling ke kiri posisi ban kiri di atas dan terselusur sehingga menabrak tiga kendaraan jenis roda dua yang terparkir di bahu jalan," tutur Jules.

"Bus terhenti setelah menabrak tiang yang ada di bahu jalan arah Subang menuju Bandung tepatnya di depan Masjid As Sa-dah," imbuhnya.

Diduga karena adanya rem blong

Kecelakaan tragis yang menimpa bus SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) masih menyisakan duka mendalam dan pertanyaan besar. Dugaan rem blong menjadi penyebab utama kecelakaan ini

"Kecelakaan tersebut diduga karena adanya rem blong pada bus," ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Aznal.

Aznal menjelaskan kronologi peristiwa itu. Mulanya, Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat melaju dari Bandung menuju ke Subang.

Tapi, kata Aznal, bus tiba-tiba oleng ke arah kanan dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan dan bahu jalan. Akibatnya bus terguling. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.45 WIB.

Kecelakaan terjadi di lokasi yang sama dengan kecelakaan bus maut pada tahun 2017

Kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) menggemparkan publik. Tragedi ini kembali membuka luka lama, karena lokasi kejadian ternyata sama dengan kecelakaan bus maut pada tahun 2017.

Pada tahun 2017, sebuah bus pariwisata yang mengangkut rombongan peziarah dari Karawang mengalami kecelakaan di lokasi yang sama. Kecelakaan ini menelan 16 korban jiwa dan puluhan luka-luka.

Ban Botak dan Ac Mati

Kecelakaan ini diduga disebabkan oleh rem bus yang blong atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi yang tak beres pada bus sendiri, turut diungkapkan Pembina Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS), Muwardhi. YKS merupakan yayasan yang menaungi SMK Lingga Kencana.

"Kalau dari orang tua saya nggak mendengar. Tapi kebetulan ada cucu saya, dia sahabat dari peserta yang perpisahan itu. Dia melihat, 'aduh saya dapat mobil yang sedikit beda', ternyata terjadi hal itu," ujar Muwardhi di gedung SMK Lingga Kencana, Depok, Minggu (12/5/2024).

"Ya katanya kelihatannya ban sudah kurang bagus, AC nya engak jalan juga," imbuhnya.

Muwardhi menuturkan, kondisi ban kurang laik jalan, tepatnya tapak ban yang botak. Bahkan, kata dia, para siswa sempat makan di dalam kegelapan karena kondisi di dalam kabin gelap akibat kurangnya pencahayaan.

Selain itu, sebelum kecelakaan, bus sempat mogok. Meski begitu, ia mengaku tak mengetahui penyebab bus mogok.

Kecelakaan ini menambah daftar panjang tragedi kecelakaan bus yang melibatkan pelajar di Indonesia.

Masyarakat luas menyampaikan duka cita mendalam dan doa untuk para korban dan keluarga.

Berbagai pihak menyerukan agar pemerintah meningkatkan standar keselamatan transportasi, khususnya untuk bus yang mengangkut anak-anak sekolah.

x|close